Minggu, 15 Juni 2008

Mari Berbenah Kawan (Refleksi 10 Tahun KAMMI)

Sejak runtuhnya rezim orde baru, hampir semua gerakan mahasiswa seakan-akan merasakan adanya angin segar yang berhembus ke wilayah kampus. Kran demokrasi yang dibuka selebar-lebarnya berimbas pada maraknya penyadaran-penyadaran akan kondisi bangsa ini dikalangan pelajar (Mahasiswa). Salah satunya adalah Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI). Organisasi yang resmi didirikan pada tanggal 29 maret 1998 ternyata tumbuh dan berkembang ibarat ‘bayi ajaib’. Usianya yang relatif muda disbanding oragnisasi kemahasiswaan lainnya tidak membuat semangat para aktivisnya menurun.

Sejarah kemunculan KAMMI tidak lepas dari situasi yang bergejolak diakhir-akhir masa orde baru. Sejarah ini menjadi spirit yang telah mengakar didalam jiwa para aktivisnya, sehingga Aksi demonstrasi masih tetap menjadi alternative solusi yang paling ampuh dalam mengawal jalannya reformasi dinegeri ini. KAMMI juga tetap berusaha menjaga nilai-nilai ideologi yang menjadi ruh dalam aktivitasnya sehingga KAMMI menjadi salah satu organisasi kemahasiswaan yang ‘unik’ bagi gerakan lain dan menjadi sekolah alternative bagi mahasiswa yang ingin tetap mempertahankan jati dirinya sebagai agent of change, agent of social control, dan menginginkan Negara ini maju.

Namun kompleksnya permasalahan yang dihadapi didunia pendidikan terutama Peguruan Tinggi menyebabkan KAMM kadang-kadang kehilangan arah dalam menghadapi masalah-masalah nasional lainnya. Hal ini tidak hanya dirasakan oleh KAMMI saja. Hampir semua gerakan mahasiswa mengalami hal yang sama. Hilangnya kultur intektual, kultur professional dan kultur demokratis dikampus melahirkan generasi-genarsi individualistik dan apatis terhadap permasalahan bangsa ini. Kultur-kultur tadi tergantikan dengan kultur hedonis, kultur premanis, dan kultur-kultur lainnya yang menyebabkan lumpuhnya fungsi social control mahasiswa terhadap pemerintah.

Ini adalah pekerjaan rumah (PR) besar bagi kita semua yang masih menginginkan reformasi total di negeri ini. Semangat aktivis 1998 yang seakan-akan terlupakan haruslah kita hadirkan kembali, pengorbanan pahlawan reformasi akan menjadi sia-sia ketika kita tidak mampu mengawal agenda-agenda reformasi yang telah diperjuangkan dengan peluh dan darah. Disusia yang ke-9 ini KAMMI haruslah benar-benar mampu mengembalikan kekuatan gerakan mahasiswa yang selama ini terhibernasi dengan kompleksnya permasalahn bangsa ini. KAMMI pun harus menjadi elemen perekat bagi gerakan mahasiswa lainnya yang sekarang mulai terkotak-kotak oleh perbedaan-perbedaan yang kecil.

KAMMI yang menjadi representasi mahasiswa muslim haruslah menjadi aktor-aktor pembaharu yang tidak hanya kritis tetapi mampu memberikan ide dan gagagsan sebagai solusi cerdas yang konstruktif terhadap permasalahan bangsa ini ditengah-tengah maraknya arus liberalisasi yang menyebabkan semua orang akan bertindak pragmatis dan opurtunistik. Kedekatan dengan masyarakatl kecillah yang akan membuat organisasi ini semakin matang dalam bergerak. Karena tidak dapat dipungkiri masyarakat kecillah yang selalu merasakan dampak yang sangat besar dari akibat dari kebijakan-kebijakan pemerintah yang kadang-kadang merugikan mereka.

KAMMI juga harus mampu tampil terdepan memperjuangkan hak-hak kaum lemah yang terzalimi oleh rezim yang sedang berkuasa. Kredo gerakan KAMMI jangan hanya menjadi sebuh mimpi indah disiang bolong,tetapi kredo gerakan itu harus benar-benar menjadi jati diri kader-kader KAMMI sehingga profil muslim negarawan yang menjadi jargon utama KAMMI benar-benar hadir dan memberikan cahaya baru ditengah-tengah kegelapan persoalan bangsa ini

0 komentar:

 

kunjungi juga

Dunia Blogger Indonesian Muslim Blogger
Atas nama TuhanKu Copyright © 2009 Blogger Template Designed by Bie Blogger Template