Selasa, 23 Desember 2008

Narsis kah Saya???


Sejenak mungkin ketika kita melihat dan menyelami blog ini seakan-akan kita sepakat bahwa pemilik blog ini mempunyai kelebihan, yakni kelebihan offer confidence atau bahasa kerennya “narsis”. Pernyataan ini memang bisa dibenarkan, coba perhatikan dengan seksama dari sudut kiri ampe kanan, dari baner ampe footer blog ini yang palig menonjol adalah pamer diri pemilik blog ini.
Untuk itulah sebagai pemilik blog yang baik dan bijak (narsis lagi ya,hehe), saya ingin mengklarifikasi dan memberi penjelasan mengapa blog ini didesign berdasarkan teori narsis. Ada beberapa alasan yang bisa saya kemukakan sebagai klarifikasi masalah ini,yakni:

1.Blog adalah website pribadi yang akan menggambarkan kualitas pemiliknya, sehingganya jika blog ini narsis tidak keliru juga memberi label narsis pada pemiliknya

2.Blog adalah ekspresi diri yang tidak mampu dituangkan dalam dunia nyata, so media penyalurannya adalah dunia maya, contohnya memang tidak pernah ada dalam sejarah manusia Indonesia pemimpin alternative muda yang cerdas, kritis dan independen (narsis lagi tuh,hehehe) sehingganya didunia maya saya memproklamirkan diri sebagai pemimpin muda itu yang akan menyelamatkan negeri ini, believe or not ? semua terserah anda.

3.Pernah dengar lagu “Laskar Pelangi” yang dikarang oleh Nidji (mimpi adalah kunci untuk kita menaklukkan dunia….)? inilah dalil paling shohih yang saya gunakan utuk membenarkan perilaku narsis yang berlebihan ini. Bagi saya mimpi hari ini adalah kenyataan heri esok, karena saya percaya mimpi adalah “Secret information” yang berasal dari Sang Pencipta yang dibocorkan kepada kita sehingga kita akan selalu termotivasi dalam menjalani kehidupan ini. Kasus saya diblog ini juga lahir sebuah keyakinan yang kuat bahwa Sang Pencipta telah memberi informasi terbatas kepada saya bahwa saya akan mejadi Pemimpin masa depan bagi bagsa ini, dan SAYA PERCAYA ITU.

4.Bagi saya, rajutan mimpi indah adalah visi besar hidup saya. Saya akan menata mimpi-mimpi saya seperti seorang tukang menata batako dan batu tela untuk membangun gedung-gedung pencakar langit. Bagi saya menata mimpi demi mimpi adalah sesuatu yang menyenangkan. Dengan rajutan mimpi itu saya akan selalu percaya bahwa SAYA BISA!

5.Bagi saya Mimpi itu visi dan hidup tanpa mimpi adalah hampa! So saya akan selalu bermimpi dan mengajak orang lain untuk bermimpi bersama saya.

Menjalani hidup tanpa mimpi dan visi ibarat berlayar tanpa peta, masuk hutan tanpa kompas dan berjalan tanpa tujuan. Coba bayangkan Seseorang yang punya mimpi dan visi saja terkadang masih sulit menjalani kejamnya dunia ini apalagi orang yang dalam kehidupannya tidak mampu bermimpi? Mimpi itu gratis dan orang lain tidak pernah kita rugikan jikalau kita bermimpi. Hanya saja kita takut untuk bermimpi dan menuliskannya.

Bagi saya menuliskan mimpi-mimpi diblog adalah hal yang dibolehkan. Kita tidak bermaksud untuk sombong dan pamer. Tatapi kita tidak pernah akan tahu siapa saja yang membaca dan termotivasi dengan blog dan narsisme kita? Dengan kata lain kita bisa membantu orang untuk bisa termotivasi dan percaya diri! Bagi saya Narsis itu manusiawi tetapi narsis bisa berpahala dan bahkan menjadi amal jariah jika orang lain bisa belajar dan termotivasi berbuat sesuatu yang bermanfaat ketika melihat ke-narsis-an kita. Selamat ber-narsis ria teman2….(Wallahu’alam)

Minggu, 21 Desember 2008

Kenangan Terakhir Bersama Adikku Tersayang


SEGENAP MAHASISWA MAKASSAR ASAL PROV.GORONTALO
Mengucapkan: INNALILLAHI WA INNALILLAHI ROJIUN atas meninggalnya
Saudari kami yang tercinta "YULIANA LAMATENGGO" pada hari kamis 18
Desember 2008..Semoga Amal ibadahnya selama ini diterima disisi Allah
SWT dan kepada Keluarga Yang ditinggalkan Diberi ketabahan oleh ALLAH
SWT dalam mengahdapi cobaan ini...

Sepenggal kalimat Almarhumah disaat-saat terakhirnya. .
"Wei..pigi kamari jo uti, torang so mo pigi bapilih" (Ketika Almh.
Dalam keadaan kritis 13 Desember 2008)

"Budi...budi. .jangan lupa registrasi peserta sup..wei dengar kamari
dulu kita"Ketika Almh. Dalam keadaan kritis 13 Desember 2008)

"Kak, Selamat ya.." (Ketika Almh. Sudah dirawat diRg. Sawit RS.
Wahidin Sudirohusodo Makassa5 16 Desember 2008)

BEGITU BESAR PENGORBANAN SEORANG "LIA" BAGI HPMIG, hingga
diakhir-akhir hayatnya dia masih begitu Care dan Antusias...

Selamat Jalan Adikku tersayang... .
Pengorbananmu akan menjadi spirit perjuangan yang tak akan pernah mati
didalam dada kami.

Sabtu, 29 November 2008

Pekenalkan....


Saatnya yang muda yang memimpin

Nama Lengkap : Ade Irzal Nakoe
Tempat tanggal lahir : Gorontalo, 20 April 1987
Alamat : Perdos. Unhas Tamalanrea, Jl.Al-Farabi Blok GB No.55
No. telp. : 0852 5594 0021
Hobi : Membaca, menulis, berenang, dan Ngaji
Motto : Jadi orang penting itu baik tapi jadi orang baik itu lebih penting
Pekerjaan : Peneliti Muda BangKIT Institute

Riwayat Pendidikan
1. TK. Aisyiah 2 Poso (Sulteng) tahun 1993
2. SDN 20 Poso (SulTeng) tahun 1999
3. SMP N. 2 Gorontalo Tahun 2002
4. SMA N.1 Gorontalo tahun 2005
5. Ilmu Administrasi Publik FISIPOL Universitas Hasanuddin 2005

Riwayat Organisasi:
1. Ketua Himpunan Kelompok Studi (HKS) Wilayah Sul-Sel 2005-2007
2. SekJend Fisip Research Center (FiRe-C) Universitas Hasanuddin 2007
3. Anggota Majelis Tinggi Mahasiswa (MTM) UNHAS
4. Kord. Tim Pemenangan Pemilu Raya Unhas Partai Lingkar Cendekia (PLC) 2006-2007
5. Direktur UNHAS Business Of Student Community (UBSC) Tahun 2008-2009
6. Pimpinan Umum Bulletin Journal Campus HUMANIS FISIP UNHAS
7. Anggota Div. LITBANG SENAT FISIP UNHAS 2008/2009
8. Kord. Dept. Kaderisasi KAMMI Komisariat Unhas 2007
9. Kord. Dept. Kaderisasi Forum Kajian Insasni (FKI) BEM FISIP UH 2007-2008
10. Kord.Dept Kajian & Keilmuan Himpunan Mahasiswa Ilmu Administrasi (HUMANIS) FISIP Unhas 2007-2008
11. KOPEL Ko-Kurikuler Karya Tulis Ilmiah (KTI) Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Univ. Hasanuddin 2006-sekarang.
12. Peneliti Muda BangKIT Institute (Lembaga Pengembangan Kawasan Indonesia Timur)

Prestasi Akademik:
1. Juara 2 Siswa Berprestasi Kota Gorontalo tahun 2004
2. Juara 2 Olimpiade Fisika tingkat SMA se-Kota Gorontalo tahun 2004
3. Juara 1 Lomba Program Kreativitas Mahasiswa Penulisan Ilmiah (PKMI) 2008 Se-Universitas Hasanuddin
4. Juara 2 Lomba Karya Tulis Al-Quran pada se- Universitas Hasanuddin 2007
5. Finalis Lomba Karya Tulis Mahasiswa (LKTM) se-Universitas Hasanuddin Bid. Pendidikan 2007 dengan Judul: Peranan Tarbiyah Islamiyah Dalam Membangun Kultur Akademik di Perguruan Tinggi
6. Finalis Lomba Karya Tulis Mahasiswa (LKTM) Bid. Ekonomi Kerakyatan LIPI 2007
7. Finalis Kompetisi Peneliti Muda LIPI Tahun 2007

Senin, 24 November 2008

Info Komersial


Koleksi masih tersedia dengan berbagai ukuran dan motif untuk informasi dan pemesanan Buruan hubungi 0852 5594 0021
harga promosi dan bersahabat lho

Capres Alternatif


Bosan............bosan..
Benci..............benci.....
Bila lihat Capres sekarang..........


Jadilah pemimpin sejati Bro...
Pimimpin Muda Harus Bangkit!!! Kembalikan spirit perjuangan
SUMPAH PEMUDA 1908

PEMIMPIN MUDA, SEMANGAT MUDA, Menuju Indonesia Mandiri dan Sejahtera
Indonesia harus bangkit..

Rabu, 19 November 2008

KONOHAGAKURE DAN KAMMI-GAKURE



By: Azizah HUMAS MUKTAMAR KAMMI 6 SULSEL

Konohakagure bukanlah judul drama asia di televisi atau jenis jamur yang terpampang jelek di Lab.Biologi. Konohagakure adalah nama desa yang dikisahkan serial NARUTO. Gakure yang berarti desa, merupakan tempat tinggal masyarakat Konoha, sebuah perkampungan ninja yang berisikan banyak klan yang saling berinteraksi dalam sebuah masyarakat ninja yang sangat rapi dan dipimpin oleh seorang Hokage.

Naruto adalah anak laki laki yang di dalam tubuhnya disegel siluman rubah. Anak ini memiliki cita-cita yang sederhana: menjadi Hokage, memimpin desa Konoha. Komik ini berkisah mengenai perjalanan bocah tersebut mencapai tujuannya dengan berbagai kesulitan. Bagi orang yang dilahirkan sinis hal ini biasa saja, namun sangatlah tidak sopan mentertawakan cita-cita orang. Bukankah kita juga masih menganggap Teori Newton sebagai sebuah kenyataan walaupun sesungguhnya kenyataan itu didasari oleh imajinasi sempurna Newton pada sebuah apel?!

Walau sepintas berkisah seperti itu, namun jika diperhatikan lebih pada beberapa bagian penting kita akan mendapati bahwa hampir semua permasalahan yang dialami oleh naruto berkisar pada Konoha. Bahkan monster rubah yang menurut sebagian orang adalah sebuah masalah pribadi Naruto sesungguhnya tidak ditanggung secara individual, melainkan oleh semua orang di Konoha.

Persaingan antara Sasuke dan Naruto pun bukanlah masalah pribadi mengingat sejarah kelam klan Uchiha. Motto “No Man Left Behind”-nya desa Konoha, menjadikan Sasuke sebagai masalah bersama. Hal ini diungkap Shikamaru bahwa Sasuke memang bukanlah teman dekatnya namun ia adalah seorang Shinobi Konoha dan Shikamaru akan menolongnya dengan mempertaruhkan nyawa karena itu adalah cara Konoha.
Di Konoha para ninja memiliki beberapa tingkatan, berawal dari tingkatan terendah adalah Genin, Chunin, dan Jounin. Tingkatan ini menjadi salah satu pola yang menyusun cerita. Sebuah dunia besar yang dibangun secara imajinatif yang memfokuskan pada cara pandang Konohagakure melalui seorang bocah bernama Naruto. Sebuah dunia dengan perang massive antar tiap individu dan segenap intrik kepentingan antar tiap manusia fiktifnya. Terlepas dari semua abnormalitas dan keajaiban berdasarkan perspektif yang dapat memicu perdebatan, sesungguhnya dunia imajinatif ini tidaklah jauh berbeda dengan dunia yang kita jalani dengan semua elemennya yang manusiawi.

Kali ini kita coba menarik sesuatu antara dunia imajinatif itu dengan lingkungan kita yang paling dekat saat ini. Anggaplah secara struktural KAMMIgakure adalah roda komunitas yang dipimpin oleh seorang Ketua Umum [Hokage]. Sedangkan Genin adalah tingkatan dasar seorang Shinobi Konoha memulai kariernya [AB1], Chunin tingkatan diatas Genin yang merupakan pelaksana structural [AB2]. Selanjutnya mari kita refeleksikan beberapa aspek keberadaan yang menurut saya juga sebaiknya dimiliki oleh KAMMIgakure.

Penghargaan terhadap sejarah
Masyarakat Konoha merupakan komunitas yang memiliki kultur sendiri serta sangat menghargai kearifan lokal. Sehingga dalam usaha mengekspresikan hal tersebut, Sang Pengarang, Masashi Kishimoto sepertinya merasa penting menunjukkan kearifan tersebut melalui beberapa chapter yang dikhususkan membahas tokoh tertentu dengan latar belakang budaya klannya masing masing yang nantinya memperkuat karakter dan jalinan cerita. Sebut saja Kakshi, Sasuke, Neji,dll

Melalui penelusuran latar belakang itu, sedikit demi sedikit kita dapat menyerap tanpa berlebihan kearifan lokal klan yang membangun kultur sebuah desa. Sehingga melalui kebanggaan akan semua sejarah yang melatarbelakangi Konoha itu akan terasa sangat wajar bila kita menemukan Naruto, Sang tokoh utama memiliki kecintaan yang besar pada Konohagakure, kekaguman yang besar pada semua Hokage, rasa hormat yang besar pada mereka yang berusaha melindungi Konoha dengan sekuat tenaga dan usaha untuk menjadi lebih kuat setiap harinya demi melindung semua hal yang dicintainya. Melalui sejarah, yang menjadi dasar kekuatan itulah yang secara signifikan disandarkan sebagai batu pijakan untuk menjadi pilar pendukung perkembangan Konoha.
Sama seperti Konoha, KAMMIgakure juga memiliki sejarah yang menjadi pilarnya.

KAMMI telah menjadi organisasi besar pelopor perubahan (momentum reformasi 98) yang kini sangat diperhitungkan diusianya yang ke-10 tahun dengan tetap fight untuk konsisten di garis perjuangannya sejak awal tanpa pernah berfikir untuk mau menggadaikan idealismenya sebagai seorang aktivis muslim sebab IJDK itu telah ter-internalisasi dalam dirinya, begitupun dengan pemahamannya. Namun berbeda dengan Konohagakure yang menyadari pentingnya sejarah, sebagai sebuah komunitas kita kadang terlupa hal tersebut sehingga justru menjadi pragmatis di depan keterdesakan dan ketidakberdayaan oleh keadaan. Mampukah KAMMI mempertahankan dirinya sebagai gerakan politik nilai yang senantiasa nyambung dengan rakyat dan kalangan mahasiswa atau justru terjebak dalam gerakan elitis dan tidak transparan yang justru berujung pada matinya gerakan mahasiswa dan meluasnya ke-bete’-an sosial? Konohagakure melandaskan perkembangan komunitasnya berdasarkan sejarah yang menjadi input analisa dan perencanaan persiapan bagi sekian banyak skenario pengembangan komunitas. Ketika zaman sedang bergerak Konohagakure telah siap.

Perkembangan generasi sebagai tujuan primer komunitas.

Dalam bahasa komunitas kita, generasi muda dapat dipersandingkan dengan bahasa: kader. Nah, di Konohagakure kader adalah mereka yang tumbuh dan besar di dalam lingkungan Konoha. Para kader inilah yang akan menjadi faktor penting bagi eksistensi Konohagakure kedepannya. Dalam Naruto vol.35, Asuma Sarutobi menganalogikan Shikamaru Nara sebagai ksatria dalam permainan catur yang fleksibel dalam bergerak dan bisa melindungi Raja dari berbagai sisi, sedangkan dirinya hanyalah sebagai pion yang dapat dikorbankan kapan saja. Selanjutnya Asuma mengakhiri permainan dengan bertanya pada Shikamaru, “siapakah di Konohagakure yang bisa dianalogikan sebagai raja pada permainan catur tersebut?”. Pada kelanjutannya, Shikamaru pun mengerti bahwa sesungguhnya raja yang dianalogikan pada permainan catur oleh Asuma di Konohagakure adalah kader atau generasi penerus Konohagakure.
Kesadaran ini pula yang juga ditekankan oleh Anis Matta, ”Dari Gerakan Ke Negara” dimana pada salah satu tulisannya mengenai jamaah, beliau menyebutkan bahwa salah satu pilar perkembangan jamaah atau komunitas adalah adanya kesadaran bahwa segala usaha komunitas senantiasa diperuntukkan bagi perkembangan generasi penerus komunitas.
Di KAMMI pun seperti itu. Ketersediaan berbagai media dan materi pengkaderan adalah modal awal untuk senantiasa memperkokoh gerakan dan membangun integritas terutama pada ujung tombaknya, yakni di level komisariat.

Untuk Saudara-Koe (Sang Mujahid)


Kepada seluruh pengunjung Blog ini


Mohon Doanya untuk kesembuhan saudara kita (Akh Dede) yang lagi terbaring di RS.Wahidin Sudirohusodo...Semoga Allah tetap melindungi dan menjaganya.

Sesungguhnya penyakit adalah bagian dari proses pencucian dosa-dosa kecil kita..Syafakallah Akhi. Dakwah ini menunggu Antum

Allah Mencintaimu

(Gaza Management)

Minggu, 16 November 2008

Makhluk Itu Bernama “WANITA”


(Kado Spesial Buat Ata-ku Tersayang yang Sebentar Lagi jadi Milik Orang. Lahirkanlah Mujahid-mujahidah yang siap Berjuang menegakkan Kalimat-Nya, Barakallahu Fik….)

“Woman was made from the rib of man, She was not created from his head to top him, Not from his feet to be stepped upon, She was made from his side to be close to him, From beneath his arm to be protected by him, Near his heart to be loved by him”
Dalam Talmud Hibrani, dimana ajaran2 para Rabbi tercakup didalamnya, ditulis :

Pastikan anda untuk tidak sekali2 membuat seorang wanita menangis, karena Tuhan menghitung butir2 airmatanya

Seorang wanita diciptakan dari rusuk sang Lelaki,
bukan dari kakinya untuk menginjaknya,
tidak dari kepalanya untuk menguasainya,
tetapi dari sisinya, agar keduanya menjadi setara ....

........dalam dekapan, untuk melindunginya,
........di sela relung hati, untuk mencintainya.

Wanita, Makhluk Allah yang Paling Istimewa
Wanita itu mutiara. Orang perlu menyelam jauh ke dasarnya untuk mendapatkan kecantikan sesungguhnya. Karenanya, melihat dengan tanpa membuka tabir hatinya niscaya hanya semu sesaat yang seringkali mampu mengelabui mata

Wanita itu separuh dari jiwa yang hilang. Maka orang harus mencarinya dengan seksama, memilihnya dengan teliti, melihat dengan hati-hati sebelum menjadikannya pasangan jiwa. Karena jika salah, ia tidak akan menjadi sepasang jiwa yang bisa menghasilkan bunga-bunga cinta, melainkan noktah merah menyemai pertikaian

Wanita itu ibarat bunga, yang jika kasar dalam memperlakukannya akan merusak keindahannya, menodai kesempurnaannya sehingga menjadikannya layu tak berseri. Ia ibarat selembar sutra yang mudah robek oleh terpaan badai, terombang-ambing oleh hempasan angin dan basah kuyup meski oleh setitik air. Oleh karenanya, jangan biarkan hatinya robek terluka karena ucapan yang menyakitkan karena hatinya begitu lembut, jangan pula membiarkannya sendirian menantang hidup karena sesungguhnya ia hadir dari kesendirian dengan menawarkan setangkup ketenangan dan ketentraman

Dilihat dari hitungan banyaknya, jumlah wanita mencapai separuh dari jumlah masyarakat dunia. Namun, dilihat dari pengaruhnya terhadap suami, anak-anak, dan lingkungan jumlah tersebut lebih dari separuh jumlah masyarakat dunia. Makanya tidak heran apabila Seorang pujangga berkata:

Seorang ibu ibarat sekolah ...
apabila kamu siapkan dengan baik...
berarti kamu menyiapkan satu bangsa yang harum namanya

Begitu juga, orang-orang bijak banyak yang mengaitkan keberhasilan para tokoh dan pemimpin dengan peran dan bantuan kaum wanita lewat ungkapan: "Di balik keberhasilan setiap pembesar ada wanita!"

Islam dan Wanita
Empat belas abad yang lalu, Islam telah meletakkan hukum yang jelas dan sahih. Wanita diletakkan sebagai kaum yang mulia dan dihormati. Setinggi apapun kemuliaan seorang lelaki, pasti ada kemuliaan yang serupa untuk kaum wanita

Wanita diciptakan dari tulang rusuk yang pada hakikatnya merupakan perlambang sifat keras hati yang dimiliki sebagai sifat dasar seorang wanita. Karena wanita dijadikan sebagai kaum yang lemah dari aspek fisik, mereka hanya mampu menggunakan kekuatan spiritual ini untuk mengimbangi kekuatan lahiriah kaum hawa. Anugerah dasar ini melengkapi apa yang tidak mereka miliki.

Tulang rusuk yang awalnya bengkok merupakan gambaran sifat fisik dan mental yang cukup istimewa meskipun pada dasarnya, ia merupakan sifat dasar yang tidak seimbang. Meluruskannya menjadi tanggung jawab yang cukup berat untuk dipikul kaum lelaki. Lantaran keupayaan kaum lelaki sebagai khalifah di bumi Allah, maka kaum lelaki juga diberikan tanggungjawab sebagai pembimbing kepada kaum hawa ini.

Wanita dilihat dari kaca mata Islam adalah sosok sempurnanya penciptaan manusia. Dia dicipta untuk melahirkan, menyabung nyawa demi memelihara anak. Islam menobatkan kaum wanita pada kedudukan yang tinggi tanpa sedikitpun penghinaan, meletakkannya sebagai bidadari syurga atas segala keistimewaan miliknya selama ia pelihara.
Oleh karena itu, bagi kaum wanita, bersyukurlah karena anda dilahirkan sebagai kaum yang cukup istimewa. Mampu menghadapi saratnya tanggungjawab meskipun dikategorikan sebagai kaum yang lemah. Anda memiliki "kekuatan" yang tak tertandingi oleh kaum lelaki yang seharusnya anda hormati. Namun kelebihan ini bukanlah alasan untuk bertepuk dada.

Setinggi apapun derajat kaum hawa diangkat, sehebat apapun seorang wanita sebagai seorang individu, dan sebesar apapun kesuksesan yang diraihnya, tetap memerlukan lelaki sebagai pelindungnya. Dan Maha Besar, Maha Suci Allah yang menciptakan lelaki dan wanita, perpaduan kekuatan dan kelemahan yang saling memerlukan, saling melengkapi dalam kehidupan.

Selasa, 11 November 2008

Syeh Puji, Amrozi cs, Pemilu 2009


Syeh Pujiono adalah seorang milyaner yang akhir-akhir ini menjadi buah bibir masyarakat. Betapa tidak, pria paru baya berumur 43 tahun ini mengegerkan masyarakat Indonesia dengan menikahi seorang anak berumur 12 tahun. Dengan alasan untuk menjaga harta yang dimilikinya ditambah dengan embel-embel sunnah Nabi Muhammad SAW yang menikahi Aisyah diumur 7 Tahun. Spontan saja, seluruh penduduk negeri ini gempar. Apakah memang Nabi mengajarkan kepada kita untuk menikahi anak dibawah umur? Atau memang kita termasuk pegikut Robert Mouri yang menuding Nabi Muhammad memiliki kelaian seks? Apakah benar dalam Islam dibolehkan menikahi wanita yang belum matang secara biologis?

Tanggal 9 November 2008 mungkin adalah hari bersejarah bagi rakyat Indonesia. Semua konsentrasi media baik cetak maupun elektronik tertuju pada sebuah perkampungan para napi kelas berat (baca: LP. Nusakambangan) di daerah Cilacap Jawa Tengah. Gerbong teroris yang dituding menjadi otak dalam kasus Bom di gianyar Bali enam tahun silam akhirnya ditembus dengan peluru tajam tim brimob POLDA Jawa Tengah. Harian Tribun Timur (edisi 9 November 2008) memberitakan Pekikan Takbir ‘Allahu Akbar’ tak henti-hentinya keluar dari lisan Amrozi, Imam Samudra dan Ali Gufron sebelum dieksekusi. Ketiga terpidana ini juga disebut-sebut adalah bagian dari gembong teroris besar dunia “Jama’ah Islamiyah”. Sebuah epik yang sangat menarik untuk diteliti dan dikaji. Benarkah mereka adalah seorang ‘Syuhada’ yang kembali kepada Allah dengan penuh Kemuliaan? Benarkah Islam adalah Agama yang penuh dengan kekerasan?

Aura Pemilu 2009 mulai terasa akhir-akhir ini. Baliho, Spanduk, Pamflet, Stiker maupun iklan TV tentang para kandidat yang akan bertarung memperebutkan kursi legislative dan eksekutif sudah menjadi sarapan pagi bagi rakyat Indonesia. Dimana-mana kita bisa menemukan ‘senyum kotak-kotak’ (meminjam istilah Sultan Sulaiman) menghiasi sudut-sudut kota. Namun apakah hubungan antara Pemilu, Syeh Puji dan Amrozi? Sepintas memang ketiga subjek ini tidak memiliki hubungan. Bagaimana mungkin Syeh Pujiono yang telah sukses membangun kerajaan bisnisnya tergoda dengan rayuan empuknya kursi legislative atau eksekutif. Atau Amrozi cs yang ingin mengankat popularitas mereka sehingga menjadi incaran partai-partai kecil yang kekurangan tokoh.

Tapi pernah kah kita menganalisa mengapa kasus Syeh Puji dan Amrozi kejadiannya beruntun. Seakan-akan ada sebuah scenario yang telah tersusun rapi. Bukan hanya kasus Syeh puji dan Amrozi, sebelumnya ada kasus Poligami seoarang ulama tersohor dinegeri ini yang menjadi polemik dimasyarakat. Tapi benarkah Syeh Puji, Amrozi dan Ulama yang berpoligami itu mempunyai hubungan dengan pemilu 2009? Setidaknya kita bisa melihat upaya desimbolisasi Islam yang coba dimainkan oleh aktor-aktor politik yang berkepentingan di Pemilu 2009. Kita seakan-akan digiring untuk mengakui simbol-simbol Islam identik dengan kekerasaan dan jauh dari nilai-nilai kemanusiaan sehingga asas tunggal Pancasila memang layak menjadi ideologi bagi semua orang termasuk partai politik. Partai yang mengusung Pancasila disebut partai nasionalis dan partai yang berasaskan Islam dilabeli partai fundamentalis.

Kemudian muncul statement mempolarisasi adanya kekuatan politik yang nasionalis dan yang lain tidak nasionalis. Seakan-akan Partai yang berasaskan Pancasila adalah partai yang mampu mewadahi kemajemukan bangsa ini. Sedangkan Partai beridiologi Agamis hanya mampu mewadahi satu golongan saja karena konflik internal yang terjadi didalamnya masih perlu ditangani secara intens. Kasus Syeh Puji, Amrozi Cs dan Ulama berpoligami yang dibesar-besarkan oleh media tadi dijadikan alat politik paling ampuh untuk menyerang partai-partai Islam-fundamentalis. Demi kepentingan politik praktis niali-nilai Islam yang suci dan mulia dikambing hitamkan oleh ‘poli-tikus’ yang terancam dengan kesolidan dan kekuatan partai Islam.

Walaupun masih terlalu dini untuk kita menuding siapakah actor intelektual yang menyusun scenario ini, yang pastinya kita bisa memprediksi akan terjadi lagi kasus-kasus desimbolisasi Islam menjelang Pemilu 2009 nanti. Bukankah pada tahun 2004 silam kasus Ahmadiyah yang dijadikan alat pemecah suara ummat Islam di Pemilu pada waktu itu. Kita tunggu saja, kejadian apalagi yang muncul menjelang Pemilu 2009. Ingat kitab politik Machievelli masih menjadi referensi utama dalam Political Behavior para petinggi negeri ini. Wallahu’Alam

Selamat Buat Rijal dan Fikri


Akhirnya KPU resmi Menetapkan Pasangan Rijal dan Fikri sebagai Ketua dan Wakil Ketua Senat Mahasiswa FISIP Unhas Periode 2008/2009. Pasangan ini mengungguli Pasangan Zulham-Sakti dengan selisih 40 suara. perbedaan yang cukup tipis dengan tingkat partisipasi politik mahasiswa Fisip lebih dari 75 % (Hasil survey FIRE-C)adalah sebuah bukti bahwa selama ini warga fisip merindukan lahirnya lembaga mahasiswa ditingkat fakultas.. Sebagai nahkoda baru lembaga kemahasiswaan ditingkat Fakultas tentunya banyak harapan dan impian warga kema FISIP yang harus dipenuhi. setidaknya ada dua hal menurut kami yang harus segera direspon oleh Rizal-Fikri.

Pertama, duduk bersama semua elemen lembaga diFisip (HMJ dan Lembaga Internal Fakultas) membicarakan grand design KEMA FISIP UNHAS Kedepan. Grand design ini adalah tuntutan dalam melakukan Change Management dilembaga ini. Hal ini dikarenakan pada saat DEbat Kandidiat, baik Rizal-Fikri maupun Zulham-Sakti belum mempunyai gamabaran grand design tentang lembaga ini. hal ini penting dilakukan mengingat lahirnya lembaga ini adalah tuntutan dari HMJ dan Lembaga-lembaga Internal yang ada, sehingganya semua kepentingan dan kebutuhannya harus diakomodir.

Kedua, Melakukan sosialisasi eksternal. hal ini penting karena bertahun-tahun lamanya lembaga ini mengalami kevakuman. Kehadiran lembaga ini harus mendapat respon baik ditingkat Universitas, sehingga pola komunikasi dan interaksi antar lembaga ditingkatan universitas bisa berjalan sinergis. bukankah selama ini kita percaya bahwa sentra gerakan mahasiswa Unhas adalah FISIP?

Selamat buat Rizal-Fikri. Mari berjuang bersama...

Aku dan Kematianku


Aku tak melihatku di cermin
Disana ada ruang sekitarku
Tapi aku tak tampak
Dimana aku Yaa Rabbi....
Dimana?
Tetapkan aku di jalanMu Rabbi
Teguhkan
Sungguh itu cukup bagiku
Kebahagiaan terbesarku
Saat menatap wajahMu
Saat menatap wajahMu
Saat menatap wajahMu
Aku tahu.. kematian adalah takdir-Nya…
Aku tahu.. kematian adalah sebuah kepastian…
Aku tahu.. kematian bisa datang kapan saja…
Aku tahu.. bekal untuk kematian harus dipersiapkan di dunia ini..SEKARANG…
Aku tahu.. aku harus siap..harus siap..harus siap..dan HARUS SIAP…
.bila Sakaratul Maut.. akan mengajaku pergi..kapanpun..dimanapun…
Tapi..Andaikan Sakaratul Maut itu memang datang besok pagi..ketika aku baru saja bangun tidur…
Apakah aku memang benar-benar telah Siap ?….
Apakah bekalku untuk hidup disana sudah cukup ?…
Karena JUJUR..aku disana ingin tinggal di dalam SURGA..yang katanya sangat INDAH..
Karena JUJUR.. aku tidak mau mampir ke dalam NERAKA..walaupun hanya sedetik..karena katanya..siksa neraka teramat PEDIH..

Kata PAK USTAD…KATA PAK HAJI…
Juga dari Buku-buku yang aku sering ku baca….
Bekal untuk di akhirat..adalah AMAL SHOLEH, IBADAH, KEBAIKAN, BERBAKTI PADA ORANG TUA, MENINGGALKAN KEMAKSIYATAN DAN DOSA, BERDAKWAH, BERJIHAD….dan lain-lain…

Tapi..masalahnya..JUJUR aku merasa bekalku kini belumlah cukup untuk PANTAS tinggal di dalam SURGA..
Tapi masalhnya..JUJUR aku merasa..lebih banyak dosa dan maksiyat yang kini aku lakukan..
Yang lebih pantas membawaku ke dalam NERAKA..daripada mendapat KARUNIA…SURGA….

ANDAIKAN BESOK PAGI ADALAH HARI KEMATIANKU….
Jujur….rasanya aku BELUM SIAP……
Ah………
Ya Rabb..berilah hamba kesempatan..untuk menjadi KEKASIH-MU..
Ya Rabb..berilah hamba KARUNIA-MU..hidup hamba berakhir dengan KHUSNUL KHOTIMAH..

Minggu, 09 November 2008

GAZA Bakar Semangat Peserta Muktamar KAMMI


Hingar Bingar Aula Makarti LAN Antang saat tim Nasyid GAZA membakar semangat peserta Muktamar KAMMI dengan nasyid Tekad. Riak Gemuruh takbir menggema. Semua peserta berdiri seraya mengepalkan tinju ke udara. Bahkan, beberapa diantara mereka loncat-loncat sambil bernasyid bersama. Pencahayaan lighting Kelap kelip menambah Gelora Tekad yang tertanam di jiwa-jiwa kader KAMMI.

Gaza tanpil memukau dihadapan ratusan kader KAMMI dan elemen pergerakan lain. Acara yang bertajuk Gegar Budaya ini dihadiri oleh tokoh nasional Prabowo Subianto. Acara ini merupakan rangkaian muktamar KAMMI VI. Pada kata-kata pembuka, salah satu dari tim nasyid ini berseru lantang dengan nada menggugah. Ia mengatkan bahwa Kader-kader kammi adalah harapan masa depan.

”Kader-kader KAMMI adalah harapan masa depan. Generasi yang selama ini dinantikan oleh bangsa Indonesia. Generasi harapan yang akan membangunkan bangsa ini dari tidur panjangnya”Seruan ini disambut dengan pekikan takbir yang menghentakkan jiwa. Menambah semangat perjuangan kader-kader kammi.Lagu Semanagat yang di lontarkan melalui alunan nasyid ini merupakan lagu perjuangan bagi kader KAMMI. Nasyid ini mulai populer diklangan kader sejak awal berdirinya KAMMI.

Nasyid ini kembali mengingatkan para kader KAMMI pada awal-awal perjuangan reformasi. Perjuangan yang menorehkan sejarah di mata dunia. Peristiwa yang melibatkan pemuda dan mahasiswa. Perjuangan dengan mempertaruhkan segaenap jiwa dan raga.

Harapan kader-kader kammi kedepan, bahwa semua elemen terutama keder KAMMI harus mengawal agenda reformasi. Ini sesuai dengan slogan KAMMI selama ini ”Bergerak Tuntaskan Perubahan”

”Kader KAMMI harus menjadi lokomotif negeri ini. Kader-kadernya harus tetap konsisten dengan moto perjuangannya” Ujar Ade salah satu kader KAMMI.

Menguji Integritas Muslim Negarawan dalam Konteks Budaya Politik Lokal


Muslim Negarawan. Itulah Topik yang hari ini paling menarik perhatian dan lagi hangat diperbincangkan oleh KAMMI. Pada Muktamar ke-6 KAMMI yang bertemakan Muslim Negarawan, Spirit Kebangkitan Bangsa mencoba mendeskripsikan kembali konsepsi Muslim Negarawan. Tidak tanggung-tanggung, beberapa tokoh-tokoh besar Negara ini dihadirkan. Sebut saja Prabowo Subiyanto, Jimli Ashiddiqie, Anis Matta, dan Ekonom asal Bandung Rizal Ramli. Menurut Aryanto (Koordinator SC Muktamar 6 KAMMI) KAMMI sengaja mengundang mereka untuk mendiskusikan dan menawarkan konsep Muslim Negarawan. “Namun kedatangan mereka jangan dinilai sebagai dukungan politik KAMMI di Pemilu 2009 nanti” Ujar Ketua Dept.Kebijan Publik KAMMI Pusat ini pada saat konfrensi pers beberapa hari yang lalu.

Hadirnya muslim negarawan dalam kamus politik Indonesia sebanarnya bukan barang baru lagi. Di awal-awal terbentuknya Negara ini, banyak actor muslim negarawan yang telah membuktikan bahwa menggabungkan kekuatan ideology islam dengan intellectual value setidaknya bisa memberi sumbangsih terhadap permasalahan bangsa. Sebut saja tokoh cendekiawan muslim Haji Abdul Malik Karim Amrullah atau yang kita kenal dengan sebutan Buya HAMKA. Hamka adalah seorang otodidiak dalam berbagai bidang ilmu pengetahuan seperti filsafat, sastra, sejarah, sosiologi dan politik, baik Islam maupun Barat. Kegiatan politik Hamka bermula pada tahun 1925 ketika beliau menjadi anggota partai politik Sarekat Islam. Pada tahun 1945, beliau membantu menentang usaha kembalinya penjajah Belanda ke Indonesia melalui pidato dan menyertai kegiatan gerilya di dalam hutan di Medan. Pada tahun 1947, Hamka diangkat menjadi ketua Barisan Pertahanan Nasional, Indonesia.

Selain Hamka kita juga mengenal Muhammad Natsir yang juga cendekiawan muslim yang terbentuk oleh asimilasi ideology islam yang telah mengakar. Ketajaman berfikir dan kecerdasan intelektual menyebabkan beliau menjadi salah satu pemimpin masyumi pada waktu itu. Karakter muslim negarawan yang tergambarkan dari dua sosok pejuang islam Indonesia diatas setidaknya dapat kita jadikan referensi untuk kembali melihat seberapa besar integritas muslim negarawan dalam budaya politik Indonesia.

Sangat menarik memang ketika kita menerjemahkan konsep Muslim Negarawan dalam realitas kehdupan politik bangsa ini. Pasalnya ditengah pergulatan politik nasional yang cenderung sekuler muncul ide dan gagasan yang selama ini dilupakan. Definisi Ide ‘Muslim Negarawan’ adalah gambaran seorang Muslim yang taat dan memiliki pengetahuan ke-Islamaan yang mendalam, memiliki kredibiltas moral yang tinggi, wawasan ke-Indonesiaan yang utuh, kepakaran dan prfesionalisme tentang bidang yang digelutinya, memiliki jiwa leadership , mempu berdiplomasi dan mempunyai jaringan yang luas. Namun yang menjadi pertanyaan besar apakah sosok muslim negarawan ini mempunyai power yang kuat sehingga tidak terkontaminasi dengan praktek-praktek budaya politik local yang ‘nakal’?

Walaupun gaya politik praktis yang hari ini hadir memaksa para aktor-aktornya sering menggunakan gaya politik ala Machiavelli. Konsep Muslim Negarawan setidaknya memberikan daya imun yang tinggi untuk tetap menjaga konsistensi dalam mengawal idealisme gerakan KAMMI. Selain itu daya imun yang bersumber dari kokohnya ideology seorang Muslim Negarawan setidaknya mampu memberi warna lain dalam konteks budaya politik local yang selama ini tercemari. Kekuatan ideology seorang muslim negarawan adalah modal utama yang dimilikanya dalam mengarungi terjal dan kejamnya panggung politik nasional. Ideology yang kuat dan mengakar ini terbentuk dari kesadaran kritis, pemahaman yang syumul (paripurna) tentang yang diyakininya, dan pembinaan karakter yang kontinyu.

Selain kekuatan ideology yang telah mengakar, kader-kader muslim negarawan juga memiliki wawasan ke-Indonesian yang luas. Sehingga ketika muncul ancaman-ancaman yang berdampak buruk bagi Negara baik itu yang berasal dari internal maupun eksternal kebijakan nasional yang dilahirkan lebih spesifik dan kontekstual. Wawasan kebangsaan yang kami maksudkan bukan hanya sekedar pengetahuan geografis tetapi memahami peluang dan tantangan kondisi ekonomi, politik, social, budaya dan ketahanan militer bangsa ini. Dalam bukunya yang berjudul KAMMI menuju Muslim Negarawan Meretas Kebangkitan Indonesia, Taufik Amrullah (hal: ) menulis wawasan yang dimaksud adalah kepakaran

Sebagai simpulan sosok muslim negarawan adalah salah satu alternative solusi penyelesaian masalah bangsa yang begitu kompleks. Karena, selain kapasitas intelektual dalam mengelola Negara yang bermodalkan wawasan kebangsaan yang luas, bekal ideology yang telah menyatu dalam visinya akan menjadi inner power. Kekuatan inilah yang memberikan daya imun terhadap gejolak politik praktis yang menggiurkan.Bravo Muslim Negarawan KAMMI ..

Rabu, 22 Oktober 2008

Akhirnya...

Akhirnya.....
Akhirnya........
Akhirnya aku bisa menulis lagi.
walau hany satu paragraf pendek, namun kekuatanku untuk menulis akan kupaksa kembali!
aku bingung, entah mengapa semua ide-ide yang ada dikepalaku menumpuk bagai sampah-sampah yang telah membusuk. aku terkungkumg dalam penjara intelektual yang menyebabkan kepalaku penat, jiwaku sakit, hatiku mati sehingga begitu susah tanganku memahat kata-demi kata menjadi kalimat, merangkai kalimat itu menjadi paragraf.

mungkin ini yang dinamankan gila!!! ya..
AKU GILA............

Kamis, 03 Juli 2008

Membangun Kepemimpinan Nasional yang Amanah


Dalam sejarah politik Indonesia, telah mengalami lima kali penggantian pemimpin nasional (Presiden). Kelima presiden tersebut memiliki visi sosial yang berbeda, gaya atau style yang berbeda, sekalipun mempunyai tujuan yang sama, yaitu masyarakat Indonesia yang adil dan makmur. Selain itu, sejumlah pemimpin besar (negarawan) juga muncul dalam panggung politik Indonesia. Akan tetapi, tujuan yang sama untuk mencapai masyarakat adil dan makmur masih sulit diwujudkan. Meskipun, strategi pembangunan telah dirubah dari pendekatan trickle down effect ke pendekatan kemasyarakatan yang terfokus kepada pemberdayaan dan perluasan kegiatan ekonomi masyarakat pada skala menengah dan kecil yang secara interkoneksitas akan memperkuat ketahanan ekonomi nasional.


Sehubungan dengan permasalahan tersebut, menurut Kotter (2001), bahwa sebagian orang mengatakan bahwa sepanjang sejarah, kepemimpinan yang berkualitas memang masih kurang. Hal ini boleh jadi benar, boleh jadi salah. Yang jelas, lingkungan yang bergerak kian cepat dan kompetitif yang kita hadapi pada abad ke-21, menuntut lebih banyak orang untuk membuat perubahan. Tanpa kepemimpinan seperti itu, niscaya organisasi-organisasi akan stagnan, kehilangan arah, dan pada akhirnya akan mengalami kesulitan. Isu sentral di sini bukanlah persoalan gaya, tetapi yang penting adalah kepemimpinan itu sendiri. Bagaimana pemimpin itu, menjadi pemimpin yang amanah dalam arti bertanggung jawab, kredibel yang dibangun atas dasar integritas, otoritas, dan kapabilitas, termasuk watak, pengalaman, intelegensia, dan energi, serta berorientasi masa depan, atau menjadi pemimpin yang visioner


Kepemimpinan nasional yang amanah, tidak dapat dilepaskan kaitannya dengan birokrasi pemerintahan. Oleh karena itu, ada baiknya terlebih duhulu dijelaskan apa itu birokrasi. Istilah atau kata birokrasi mempunyai arti sesuatu yang positif. Kata itu bermakna sebagai suatu metode organisasi yang rasional dan efisien – metode untuk menggantikan pelaksanaan kekuasaan yang sewenang-wenang oleh rajim otoriter. Logika dari birokrasi dalam kerja pemerintah sama dengan jalur perakitan dalam pabrik. Model birokrasi pemerintahan seperti ini dapat diterapkan; jika lingkungan stabil, tugas-tugas relatif sederhana, setiap pelanggan menginginkan layanan yang sama, serta kualitas kinerja tidak mengkhawatirkan, dan masih mampu berjalan sampai tingkat tertentu (Osborn dan Gaebler, 1995).


Max Weber ahli sosiologi Jerman mengembangkan sebuah model struktural yang ia katakan sebagai alat yang paling efisien bagi organisasi-organisasi untuk mencapai tujuannya. Ia menyebut struktur ideal ini sebagai birokrasi. Struktur tersebut dicirikan dengan adanya pembagian kerja, hirarki wewenang yang jelas, prosedur seleksi yang formal, peraturan yang rinci, serta hubungan yang tidak didasarkan pribadi atau impersonal (Robbins, 1994). Konsep Max Weber tentang birokrasi berkaitan dengan organisasi rasional, in efisiensi organizational, kekuasaan yang dijalankan oleh pejabat, administrasi negara, administrasi yang dijalankan oleh pejabat, sebuah organisasi, dan masyarakat modern.


Sehubungan dengan hal tersebut, maka birokrasi dapat dibedakan atas dua tipe, yaitu; tipe patrimoni dan tipe rasional. Birokrasi patrimoni adalah adanya sekelompok pejabat. Konsep pejabat (beamter) adalah fundamental bagi birokrasi. Weber menggunakan istilah Beamtentum (officialdom = kepejabatan) sebagai alternatif bagi istilah birokrasi. Weber memandang birokrasi sebagai suatu istilah kolektif bagi suatu badan yang terdiri atas pejabat-pejabat, suatu kelompok yang pasti dan jelas pekerjaan serta pengaruhnya dapat dilihat pada semua macam organisasi. Konsep ini sejalan dengan pendapat Thoha (2003) yang mengatakan bahwa konsep birokrasi Max Weber yang dianut dalam organisasi pemerintahan (government) banyak memperlihatkan cara-cara officialdom (kerajaan pejabat). Pejabat birokrasi pemerintah adalah sentra dari penyelesaian urusan masyarakat. Rakyat sangat tergantung pada pejabat, bukannya pejabat tergantung pada rakyat.


Adapun birokrasi rasional Weber menurut Blau dan Meyer (1987), dan Beetham (1996) dicirikan oleh tipe ideal birokrasi, seperti; (1) pejabat melakukan tugas-tugas secara impersonal, (2) Terdapat hirarki jabatan yang jelas, (3) fungsi-fungsi jabatan-jabatan itu dirinci dengan jelas, (4) para pejabat diangkat atas dasar kontrak, (5) mereka diseleksi atas dasar kualifikasi profesional, (6) gaji disusun sesuai kedudukan dalam hirarki, (7) pekerjaan pejabat ialah satu-satunya dan utama, (8) terdapat suatu struktur karier, dan kenaikan pangkat, (9) kedudukan pejabat tidak boleh dianggap milik pribadainya, dan (10) pejabat tunduk kepada pengendalian dan sistem disipliner.


Dari berbagai uraian tersebut, dapat dikatakan bahwa birokrasi sebagai salah satu bentuk organisasi terdiri atas beberapa orang yang berkumpul bersama baik dalam suatu hubungan yang resmi maupun tidak resmi. Organisasi tersebut dibutuhkan sebagai wadah bersama yang dilaksanakan melalui struktur, proses, dan aturan/norma untuk mencapai tujuan bersama. Hal ini berarti bahwa organisasi birokrasi dapat dikatakan sebagai suatu susunan terorganisasi untuk menciptakan pencapaian tugas administrasi (koordinasi sistematis terhadap banyak orang). Birokrasi juga dapat diartikan sebagai pejabat pemerintah, aparatur pemerintah/ administrasi negara /korps pegawai negari sipil, dan atau prosedur kerja.


Dengan pengertian dan ciri-ciri birokrasi tersebut, maka kepemimpinan birokrasi selama ini cenderung bersikap top-down atau memerintah, dan mendahulukan pekerjaan administratif ketimbang urusan sumberdaya manusia. Bersikap top-down dan mendahulukan pekerjaan administratif, dipandang oleh Hans dan Finsel (2002) sebagai suatu kesalahan yang dilakukan oleh pemimpin. Bahkan, dalam organisasi hirarkis tradisional seperti birokrasi, visi berasal dari puncak atau visi selalu digaunkan dari “atas” atau datang dari proses perencanaan yang sudah dilembagakan suatu organisasi (Sange, 1996). Manajemen puncak menuliskan “pernyataan visi” mereka, seringkali dengan bantuan konsultan. Orang-orang dalam organisasi tidak perlu memahami visi, tetapi cukup tahu apa yang diharapkan dari mereka. Visi seperti ini seringkali mengecewakan hasilnya, karena tidak dibangun berdasarkan visi pribadi, atau visi pribadi seringkali diabaikan dalam visi strategik.


Pemimpin nasional yang amanah adalah pemimpin yang bertanggung jawab, pemimpin yang efektif, atau pemimpin masa depan. Kunci menuju keunggulan bersaing pada tahun 1990-an dan sesudahnya menurut Bennis (1998) adalah kemampuan kepemimpinan dalam menciptakan arsitektur sosial yang bisa menghasilkan modal intelektual. Modal intelektual berarti gagasan, cara melakukan, inovasi, pengetahuan, dan keahlian. Itulah apa yang akan membuat perbedaan. Melakukan restrukturisasi dan rekayasa ulang hanya akan menghasilkan sesuatu yang terbatas; kita tidak bisa melakukan restrukturisasi atau rekayasa ulang atas perusahaan kita untuk memasuki kemakmuran.


Itu memerlukan gagasan dan penciptaan kembali. Penciptaan kembali memerlukan otak, gagasan, dan pengetahuan. Kita tidak akan bisa menarik atau mempertahankan angkatan kerja yang seperti itu dibawah bentuk kepemimpinan komando dan pengawasan birokratis yang konyol dan sudah usang. Kita tidak bisa melepaskan kekuatan otak organisasi manapun juga dengan menggunakan cambuk dan rantai. Kita mendapatkan apa yang terbaik dari orang-orang kita dengan memberdayakan mereka, dengan mendukung mereka, dengan membuat mereka berusaha sekuat tenaga.


Pemimpin besar menurut Bennis (1998), paling sedikit harus punya tiga hal. Pertama, rangkaian keyakinan yang kuat. Kedua, peserta yang penuh pengabdian. Ketiga, kemampuan menggunakan kedudukannya sebagai mimbar untuk mendapatkan dukungan luas bagi tujuannya. Semua kriteria ini adalah apa yang diperlukan pemimpin di tingkat nasional, dan wawasan ini adalah yang diperlukan organisasi di tingkat lokal. Sebaliknya, birokrasi tidak mendorong kepemimpinan. Lembaga yang terbaik adalah lembaga yang mengembangkan pemimpin, dan itu memerlukan pandangan yang berbeda tentang seperti apa seharusnya organisasi. Bagi Townsend kualitas pertama yang diperlukan oleh presiden atau pemimpin besar adalah watak. Kemudian pengalaman, intelegensi, dan energi diperlukan. Dari itu semua datang rangkaian keyakinan yang kuat.


Selanjutnya, kepemimpinan di masa mendatang menurut White Randall, dkk (1997) tidak hanya perlu mempunyai kemampuan untuk mengatasi dampak emosional dari perubahan selangkah demi selangkah, tetapi juga perlu membantu orang dalam organisasi untuk secara cepat meraih cara kerja baru yang lebih efektif. Kesuksesan di masa lalu tidak akan menjamin kesuksesan di masa mendatang. Hasil riset dikenali lima keahlian utama yang mendasar bagi kepemimpinan gelombang, yaitu : proses belajar yang sulit, memaksimalkan energi, kesederhanaan menggema, multifokus, dan menguasai perasaan yang terdalam.


Proses belajar yang sulit berarti memaksimalkan dan mengembangkan kemampuan dalam diri sendiri. Memaksimalkan energi berarti kualitas kerja lebih penting, karena kuantitas tidak lagi menjadi keunggulan bersaing. Kesederhanaan yang menggema berarti mengkristalkan gagasan-gagasan, dan selalu mudah untuk berbuat berbagai hal yang kompleks. Fokus adalah masalah persuasi dan pembelaan, yang bisa bersifat obsesi, yaitu kekuatan yang besar yang perlu dikontrol untuk kebaikan organisasi dan bukannya dibiarkan menyatukan langkahnya sendiri. Perasaan yang terdalam berarti memasukkan intuisi, perasaan, naluri, dalam mempelajari saran, pola, dan kecenderungan dalam organisasi dan pasar.


Untuk menjamin keberhasilan organisasi, maka pemimpin harus kredibel, karena kredibilitas adalah kualitas kepemimpinan yang sangat penting (Shelton, 2002). Pemimpin yang dapat dipercaya harus terpercaya, jujur, mampu, dinamis, memberi inspirasi, dan memandang kedepan. Tanpa kredibilitas menurut Sinamo (2002), seorang pemimpin tidak mungkin menjadi motivator, tidak akan mampu menggalang dukungan, dan tidak sanggup menjadi path-finder. Kredibilitas adalah soal bagaimana pemimpin memperoleh kepercayaan dan keyakinan dari para konstituennya.


Kepercayaan dan keyakinan adalah penting dan utama bagi konstituen. Jadi, adalah tugas para pemimpin untuk dapat lebih dipercaya dan meyakinkan para konstituen mereka. Kredebilitas ibarat rumah kepemimpinan. Rumah yang baik membutuhkan fondasi yang kuat. Semakin kuat fondasi bangunan, semakin kukuh rumah itu. Terdapat tiga fondasi kredibilitas, yaitu; integritas, otoritas, dan kapabilitas. Demikian halnya dengan pemimpin nasional yang amanah, harus sanggup membangun integritas, otoritas, dan kapabilitas. Para pemimpin yang efektif selalu mempunyai rencana; mereka berorientasi penuh pada hasil.


Mereka mengadopsi visi-visi baru yang menantang, yang dibutuhkan dan bisa diajangkau, mereka mengkomunisasikan visi-visi tersebut, dan mempengaruhi orang lain sehingga arah baru mereka mendapat dukungan dan bersemangat memanfaatkan sumberdaya dan energi yang mereka miliki (Nanus, 2001). Visi-visi tersebut, harus dilihat sebagai suatu elemen pusat dari kerja sehari-hari para pemimpin yang membangun visi bersama. Visi bersama muncul dari visi pribadi, namun bagi mereka yang berada dalam posisi kepemimpinan visi pribadi mereka tidak secara otomatis menjadi visi organisasi (Senge, 1996). Para pemimpin yang memiliki niat membangun visi bersama harus rela secara terus menerus membagi visi pribadi mereka. Suatu visi bersama adalah suatu visi yang mana banyak orang benar-benar terikat, karena hal tersebut mencerminkan visi pribadi mereka sendiri

Senin, 30 Juni 2008

Renungan Imam Ali Bin Abi Thalib, RA


Sayidina Ali bin Abi Thalib pergi ke suatu kuburan. Setibanya disana, ia berkata, "Wahai para penghuni kubur, kabarkan kepada kami tentang kalian, atau kami yang akan mengabarkan kepada kalian. Kalau kabar dari kami ialah, harta kalian sudah dibagikan, istri-istri/suami-suami kalian sudah menikah lagi." Demi Allah, seandainya mereka bisa menjawab, mereka akan mengatakan, "Bagi kami, bekal yang paling baik hanyalah taqwa."

"Heran aku kepada manusia
Seandainya mereka mau introspeksi diri, melihat dan melewatkan dunia
pada yang lain, mereka akan tahu bahwa dunia itu hanyalah sebuah jembatan
Tidak ada kebanggaan sejati, kecuali kebanggaan orang-orang yg bertaqwa

Kelak ketika Allah mengumpulkan semua makhluk di padang mahsyar
mereka akan tahu bahwa bertaqwa dan berbakti
adalah simpanan yang terbaik.

Aku heran pada manusia yang begitu sombong
padahal besok ia akan dikubur
tanpa punya kuasa untuk menyegerakan yang diharapkan
dan menangguhkan yang ditakuti
semua yang ia usahakan berpindah pada orang lain."

"Bagianmu dari seluruh harta yang kamu kumpulkan sepanjang hidupmu
hanyalah dua lapis kain kafan yang akan membungkus tubuhmu
dan sebutir obat pengawet tubuh."
"Tidak ada sesuatu pun yang kamu lihat gemerlapan itu abadi
karena yang abadi hanyalah Tuhan
harta dan anak-anakmu akan lenyap.

Kaum 'Aad sudah pernah ingin abadi, tetapi gagal
Begitu pula dengan Sulaiman sang pengendali angin, manusia, hewan dan jin
Mana raja yang dahulu pernah paling berjaya di muka bumi ?Di akhirat kelak semua akan tunduk dan tak mampu berdusta."

"Ingatlah kematian yang akan melanyapkan segala kenikmatan dan
bersiaplah menghadapi kematian yang pasti akan datang."
Ingatlah kematian, niscaya kamu akan mendapatkan kenikmatan.
Ingat kematian dapat mematahkan angan-angan yang kosong belaka."

"Akan ku ingat terus kematian, tanpa kenal rasa takut
karena hatiku sangat keras laksana seonggok batu
Akan kuburu terus dunia, karena aku merasa akan hidup lama
meski dibelakangku kematian terus membuntuti jejak langkahku
Ketahuilah, kematian seharusnya sudah cukup sebagai pelajaran
dan ia telah ditentukan kepada siapa saja dan ia menunggu di sekitarnya
tanpa ada yang bisa selamat darinya."

"Hai orang yang tertipu,
kenapa kamu masih asyik bermain dengan sejuta harapan
ketika ajal kematianmu sudah sangat dekat?
Seharusnya kamu tahu,sesungguhnya rakus adalah samudera luas yang menjauhkan bahtera duniake tengah-tengahnya.

Rasulullah SAW bersabda, 'Tuhanmu yang Maha Perkasa lagi Maha Agung berfirman, "Aku tidak menghimpun pada hambaku dua ketakutan sekaligus, dan tidak menghimpun dua rasa aman sekaligus. "Barangsiapa yang takut pada-Ku di dunia, Aku akan membuatnya aman di akhirat. Dan, barangsiapa yang merasa aman dari-Ku di dunia, Aku akan membuatnya takut di akhirat."


"Ketika kau dilahirkan ibumu, kamu menangis
sementara orang-orang di sekelilingmu tertawa
maka buatlah pada hari kematianmu mereka menangis
sementara kamu tersenyum."

"Kuburan yang diam membisu itu
sebenarnya sedang memberikan pelajaran kepadamu waktu-waktu yang terus berlalu
telah mengabarkan berita kematianmu
tetapi kamu malah asyik terlena dengan kesenangan-kesenangan dunia
nafsumu berbisik padamu
bahwa kamu masih hidup, dan belum mati."

"Ada dua hal yang meskipun ditangisi dengan cucuran air mata darah
tetapi tidak akan pernah kembali
yaitu lepasnya masa muda dan matinya orang-orang yang kita cintai."

Kamis, 26 Juni 2008

Pelayanan Publik, Agenda Yang Terabaikan


Salah satu fungsi negara adalah memberi pelayanan kepada public secara efektif dan efisien. Pelayanan public ini merupakan sebuah tuntutan yang lahir dari masyarakat (public) yang menuntut agar mereka mendapat hak dan perlakuan yang sama oleh negara dalam beraktivitas dan mempertahankan eksistensinya sebagai warga negara. Pelayanan public juga diartikan sebagai bentuk pelayanan yang dilaksanakan oleh instansi pemerintah pusat, daerah, lingkungan BUMN/BUMD dalam bentuk barang dan jasa dalam rangka upaya pemenuhan kebutuhan masyarakat maupun dalam rangka pelaksanaan ketentuan perundang-undangan.

Selain itu pelayanan public juga diartikan sebagai segala bentuk aktivitas pemerintah untuk mendistribusikan hak-hak asasi warag Negara sehingga orientasi pelayanan public terfokus pada kepentingan public. Organisasi public seharusnya dipahami sebagai entitas yang berjasa melayani semua kepentingan public. Namun dinegera kita pemahaman menegenai pelayanan public ini jauh dari teorinya. Padahal ada beberapa pendekatan sikap organisasi publik yang bisa digunakan dalam memberikan pelayanan public berdasarkan kepentingan dan akuntabilitasnya, Dwiyanto dalam bukunya “Reformasi Birokrasi Amplop Mungkinkah?” menulis ada tiga pendekatan yang dapat kita gunakan, yakni: Administrasi Publik Klasik dan Pelayanan Klien, Manajemen Publik dan Kepuasaan Pelanggan, dan Pelayanan Publik Baru dan kualitas pelayanan bagi warga Negara.

Administrasi Publik Klasik dan Pelayanan Klien

Paradigma Administrasi klasik percaya bahwa ada jurang pemisah yang sangat lebar antara wilayah administrasi dan wilayah politik, dalam artian ada pemisahan wilayah kerja administrator dan lembaga politik. Administrator hanya berfungsi sebagai implementator atau penyelenggaraan kebijakan, sedangakan lembaga-lembaga politik mempunyai kekuasaan penuh dalam merumuskan dan mengeluarkan produk kebijakan. Pemahaman/paradigma ini berimplikasi pada pelyanan yang diberikan oleh administrator sehingga pelayanan publik dikembangkan berdasarkan klien. Artinyanya wagar negaralah yang sebenarnya membutuhkan pelayanan publik dan butuh bantuan birokrasi.

Dari pemahaman ini lahirlah sebuah pandangan bahwa publik dalam hal ini warga negara tidak mampu berbuat banyak dan menjadi penonton dalam setiap kebijakan dan program yang dikeluarkan oleh pemerintah. Warga negara dituntut untuk taat dan pasrah menerima semua kebijakan yang dibuat oleh pemerintah walaupun kadang-kadang kebijakan tersebut tidak selalu menguntungkan publik. Lebih parah lagi administrator yang dipandang sebagi aktor netral hanya memainkan peran berdasarkan pembuat kebijakan. Sehingga administrator tidak bisa disalahkan jika dikemudian hari kebijakan yang dibuat tidak responsif kepada kepentingan publik. Satu-satunya yang bisa dipersalahkan dalam kasus ini adalah lembaga-lembaga politik pembuat kebijakan. Akibatnya terjadi gap antara pembuat kebijakan dan penyelenggara kebijakan, dan akan berimbas pada dirugikannya kepentingan publik akibat terjadi konflik antara administrator dan lembaga-lembaga politik . Akuntabilitas organisasi publik seperti ini sangat kecil, hal ini disebabkan hierarki yang terlalu tinggi yang menyebabkan kontrol terhadap pemerintah oleh warga negara dengan pemerintah (penyelenggara kebijakan) tidak bisa diharapkan karena administrator hanyalah penyelenggara kebijakan yang diibuat oleh lembaga-lembaga politik.

Manajemen Publik dan Kepuasaan Pelanggan

Manajemen pelayanan ini merupakan paradigam kedua dalam perkembangan Administrasi publik. Paradigma kedua ini merupakan sebuah model pemerintahan yang berorientasi bagaimana organisasi publik bisa memproduksi pelayanan. Sehingga muncul istilah bahwa publik (warga negara) adalah costumer. Serupa dengan pelayanan yang diberikan oleh organisasi profit, paradigma ini sangat mengedepankan kepuasan costumer (public) akibatnya pelayanan yang diberikan didasarkan pada proses barter nilai, jual beli jasa atau produk. Padahal tidak semua pelayanan publik bisa dipandang sebagai sebuah proses yang selalu mendatangkan keuntungan seperti: kesehatan, pendidikan, pertahanan dan keamanan. Dikarenakan organisasi publik disamanakn dengan oraganisasi profit maka akuntabilitas dari pemerintah dibangun beradaskan keuntungan, jumlah pelanggan dan sejauh mana proses privatisasi pemerintah terhadap aset-aset yang dimiliki oleh negara.

Pelayanan Publik Baru dan Kualitas Pelayanan bagi Warga Negara

Berbeda dengan dua pendekatan diatas yang sentralistis dan kapitalis, pandekatan ini memandang pelayanan publik haruslah seefisien mungkin dan berorientasi pada hasil tanpa menghilangkan nilai-nilai demokratis dan kepentingan publik. Pendekatan ini menurt Dwiyanto,2006 hal:60 membantah tiga asumsi yang dikemukakan oleh the management public service.

Pertama bahwa privatisasi yang dilakukan adalah sesuatu yang amat kecil untuk menyelesaikan efisiensi dan pertanggungjawaban secara baik. Organisasi public yang semula mempresentasikan kepentingan public dengan privatisasi hanya bertanggung jawan pada manajemen, pelanggan dan keuntungan yang didapatkan, sehingga privatisasi terkadang bukanlah jalan terbaik untuk mendapatkan pelayanan yang lebih baik. Kedua the manangement public service menafikan bahwa organisasi public dituntut responsive kepada public interest. Hal ini akan bermakna dua yaitu memasukan nilai-nilai kepentingan public sehingga bisa direspon secara baik dalam proses politik dan memasukan kerangka kepentingan public sebagai nilai dalam penyeusunan implementasi kebijakan. Ketiga the manangement public service yang sifat akuntabilitasnya organisasi publiknya diarahkan pada professional, legal dan politik pada akhirnya tidak membawa pencerahan akuntabilitas dan responsifitas karena sebenarnya mekanisme yang lebih demokratis semua bermuara pada responsiveness pemerintah kepada kepentingan public.

Singkatnya pendekatan ini menilai pelayanan publik harus bertanggung jawab dengan mengembangkan secara efektif dari kewenangan politik yang diarahkan kepada pengembangan akuntabilita seorang pemerintah sebagai agen moral untuk melakukan aksi terbaik bagi kepentingan public. Interaksi pemerintah dengan warga negaranya bukan hanya sebatas hubungan server dan costumer, namun jauh dari itu hubungan kerja yang dinamis dan saling mengisi. Hubungan yang dinamis inilah yang dikembangkan dalam peningkatan pelayanan public dimasa depan.

Pendekatan-pendekatan tadi telah memperjelas perkembangan pelayanan public yang begitu pesat. Pendekatan Administrasi Publik Klasik dan Pelayanan Klien diatas telah ditinggalkan oleh negara-negara Eropa dan Amerika sejak tahun 80-an dan di negara kita, masih sering digunakan oleh birokrasi pemerintahan dalam melayani semua kepentingan publik sangat tradisonal bukan?

Minggu, 15 Juni 2008

Mari Berbenah Kawan (Refleksi 10 Tahun KAMMI)

Sejak runtuhnya rezim orde baru, hampir semua gerakan mahasiswa seakan-akan merasakan adanya angin segar yang berhembus ke wilayah kampus. Kran demokrasi yang dibuka selebar-lebarnya berimbas pada maraknya penyadaran-penyadaran akan kondisi bangsa ini dikalangan pelajar (Mahasiswa). Salah satunya adalah Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI). Organisasi yang resmi didirikan pada tanggal 29 maret 1998 ternyata tumbuh dan berkembang ibarat ‘bayi ajaib’. Usianya yang relatif muda disbanding oragnisasi kemahasiswaan lainnya tidak membuat semangat para aktivisnya menurun.

Sejarah kemunculan KAMMI tidak lepas dari situasi yang bergejolak diakhir-akhir masa orde baru. Sejarah ini menjadi spirit yang telah mengakar didalam jiwa para aktivisnya, sehingga Aksi demonstrasi masih tetap menjadi alternative solusi yang paling ampuh dalam mengawal jalannya reformasi dinegeri ini. KAMMI juga tetap berusaha menjaga nilai-nilai ideologi yang menjadi ruh dalam aktivitasnya sehingga KAMMI menjadi salah satu organisasi kemahasiswaan yang ‘unik’ bagi gerakan lain dan menjadi sekolah alternative bagi mahasiswa yang ingin tetap mempertahankan jati dirinya sebagai agent of change, agent of social control, dan menginginkan Negara ini maju.

Namun kompleksnya permasalahan yang dihadapi didunia pendidikan terutama Peguruan Tinggi menyebabkan KAMM kadang-kadang kehilangan arah dalam menghadapi masalah-masalah nasional lainnya. Hal ini tidak hanya dirasakan oleh KAMMI saja. Hampir semua gerakan mahasiswa mengalami hal yang sama. Hilangnya kultur intektual, kultur professional dan kultur demokratis dikampus melahirkan generasi-genarsi individualistik dan apatis terhadap permasalahan bangsa ini. Kultur-kultur tadi tergantikan dengan kultur hedonis, kultur premanis, dan kultur-kultur lainnya yang menyebabkan lumpuhnya fungsi social control mahasiswa terhadap pemerintah.

Ini adalah pekerjaan rumah (PR) besar bagi kita semua yang masih menginginkan reformasi total di negeri ini. Semangat aktivis 1998 yang seakan-akan terlupakan haruslah kita hadirkan kembali, pengorbanan pahlawan reformasi akan menjadi sia-sia ketika kita tidak mampu mengawal agenda-agenda reformasi yang telah diperjuangkan dengan peluh dan darah. Disusia yang ke-9 ini KAMMI haruslah benar-benar mampu mengembalikan kekuatan gerakan mahasiswa yang selama ini terhibernasi dengan kompleksnya permasalahn bangsa ini. KAMMI pun harus menjadi elemen perekat bagi gerakan mahasiswa lainnya yang sekarang mulai terkotak-kotak oleh perbedaan-perbedaan yang kecil.

KAMMI yang menjadi representasi mahasiswa muslim haruslah menjadi aktor-aktor pembaharu yang tidak hanya kritis tetapi mampu memberikan ide dan gagagsan sebagai solusi cerdas yang konstruktif terhadap permasalahan bangsa ini ditengah-tengah maraknya arus liberalisasi yang menyebabkan semua orang akan bertindak pragmatis dan opurtunistik. Kedekatan dengan masyarakatl kecillah yang akan membuat organisasi ini semakin matang dalam bergerak. Karena tidak dapat dipungkiri masyarakat kecillah yang selalu merasakan dampak yang sangat besar dari akibat dari kebijakan-kebijakan pemerintah yang kadang-kadang merugikan mereka.

KAMMI juga harus mampu tampil terdepan memperjuangkan hak-hak kaum lemah yang terzalimi oleh rezim yang sedang berkuasa. Kredo gerakan KAMMI jangan hanya menjadi sebuh mimpi indah disiang bolong,tetapi kredo gerakan itu harus benar-benar menjadi jati diri kader-kader KAMMI sehingga profil muslim negarawan yang menjadi jargon utama KAMMI benar-benar hadir dan memberikan cahaya baru ditengah-tengah kegelapan persoalan bangsa ini

Jumat, 13 Juni 2008

Ikhwan Apa Bakwan


Oh.... Ikhwan
Apa bedanya dengan si Marwan
Si Ali, Paijo atau si Iwan
Oh ternyata cuma sebutan

Oh.... Ikhwan
Walaupun tidak rupawan
Alias modal tampang pas-pasan
Tetep aja tebar senyuman

Oh.... Ikhwan
Gayanya sih bisa ketebak & kelihatan
Jenggot melambai,baju koko & sendal jepit usang
Sesekali komat-kamit sambil jalan

Oh.... Ikhwan
Nyarinya susah-susah gampang
Kadang di masjid, kampus or sekolahan
Mungkin juga lagi nyari sampingan
Nggak taunya buat biaya walimahan :)

Oh.... Ikhwan
Ngomonginnya masalah aksi dan kepartaian
Juga Liqo'an and hapalan
Kata orang "Nggak ada bahasan yang lain, wan ?"

Oh.... Ikhwan
Anehnya kalo lagi jalan
Ngukurin tanah apa ngitung lantai sih, wan?
Oh..... ternyata dia jaga pandangan !!!

Ikhwan... Ikhwan...
Lucunya kalo akhwat sedang berpapasan
Langsung minggir! , acuh tak acuh kaya' musuhan
(Gubrak...!!!!! apaan tuh, wan?)
Eh.... dia jatuh, kagak ngeliat ada selokan :))

Oh.... Ikhwan, apa semuanya begitu, wan ?
Ada nggak yang masih tebar pesona & jelalatan ?
Berarti itu bukan ikhwan, (kan cuma sebutan ?!!)
Nah para akhwat, hati-hati mungkin dia nyari
pasangan

disadur dari: http://pernikahan.dudung.net/artikel.php

 

kunjungi juga

Dunia Blogger Indonesian Muslim Blogger
Atas nama TuhanKu Copyright © 2009 Blogger Template Designed by Bie Blogger Template