Sabtu, 29 November 2008

Pekenalkan....


Saatnya yang muda yang memimpin

Nama Lengkap : Ade Irzal Nakoe
Tempat tanggal lahir : Gorontalo, 20 April 1987
Alamat : Perdos. Unhas Tamalanrea, Jl.Al-Farabi Blok GB No.55
No. telp. : 0852 5594 0021
Hobi : Membaca, menulis, berenang, dan Ngaji
Motto : Jadi orang penting itu baik tapi jadi orang baik itu lebih penting
Pekerjaan : Peneliti Muda BangKIT Institute

Riwayat Pendidikan
1. TK. Aisyiah 2 Poso (Sulteng) tahun 1993
2. SDN 20 Poso (SulTeng) tahun 1999
3. SMP N. 2 Gorontalo Tahun 2002
4. SMA N.1 Gorontalo tahun 2005
5. Ilmu Administrasi Publik FISIPOL Universitas Hasanuddin 2005

Riwayat Organisasi:
1. Ketua Himpunan Kelompok Studi (HKS) Wilayah Sul-Sel 2005-2007
2. SekJend Fisip Research Center (FiRe-C) Universitas Hasanuddin 2007
3. Anggota Majelis Tinggi Mahasiswa (MTM) UNHAS
4. Kord. Tim Pemenangan Pemilu Raya Unhas Partai Lingkar Cendekia (PLC) 2006-2007
5. Direktur UNHAS Business Of Student Community (UBSC) Tahun 2008-2009
6. Pimpinan Umum Bulletin Journal Campus HUMANIS FISIP UNHAS
7. Anggota Div. LITBANG SENAT FISIP UNHAS 2008/2009
8. Kord. Dept. Kaderisasi KAMMI Komisariat Unhas 2007
9. Kord. Dept. Kaderisasi Forum Kajian Insasni (FKI) BEM FISIP UH 2007-2008
10. Kord.Dept Kajian & Keilmuan Himpunan Mahasiswa Ilmu Administrasi (HUMANIS) FISIP Unhas 2007-2008
11. KOPEL Ko-Kurikuler Karya Tulis Ilmiah (KTI) Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Univ. Hasanuddin 2006-sekarang.
12. Peneliti Muda BangKIT Institute (Lembaga Pengembangan Kawasan Indonesia Timur)

Prestasi Akademik:
1. Juara 2 Siswa Berprestasi Kota Gorontalo tahun 2004
2. Juara 2 Olimpiade Fisika tingkat SMA se-Kota Gorontalo tahun 2004
3. Juara 1 Lomba Program Kreativitas Mahasiswa Penulisan Ilmiah (PKMI) 2008 Se-Universitas Hasanuddin
4. Juara 2 Lomba Karya Tulis Al-Quran pada se- Universitas Hasanuddin 2007
5. Finalis Lomba Karya Tulis Mahasiswa (LKTM) se-Universitas Hasanuddin Bid. Pendidikan 2007 dengan Judul: Peranan Tarbiyah Islamiyah Dalam Membangun Kultur Akademik di Perguruan Tinggi
6. Finalis Lomba Karya Tulis Mahasiswa (LKTM) Bid. Ekonomi Kerakyatan LIPI 2007
7. Finalis Kompetisi Peneliti Muda LIPI Tahun 2007

Senin, 24 November 2008

Info Komersial


Koleksi masih tersedia dengan berbagai ukuran dan motif untuk informasi dan pemesanan Buruan hubungi 0852 5594 0021
harga promosi dan bersahabat lho

Capres Alternatif


Bosan............bosan..
Benci..............benci.....
Bila lihat Capres sekarang..........


Jadilah pemimpin sejati Bro...
Pimimpin Muda Harus Bangkit!!! Kembalikan spirit perjuangan
SUMPAH PEMUDA 1908

PEMIMPIN MUDA, SEMANGAT MUDA, Menuju Indonesia Mandiri dan Sejahtera
Indonesia harus bangkit..

Rabu, 19 November 2008

KONOHAGAKURE DAN KAMMI-GAKURE



By: Azizah HUMAS MUKTAMAR KAMMI 6 SULSEL

Konohakagure bukanlah judul drama asia di televisi atau jenis jamur yang terpampang jelek di Lab.Biologi. Konohagakure adalah nama desa yang dikisahkan serial NARUTO. Gakure yang berarti desa, merupakan tempat tinggal masyarakat Konoha, sebuah perkampungan ninja yang berisikan banyak klan yang saling berinteraksi dalam sebuah masyarakat ninja yang sangat rapi dan dipimpin oleh seorang Hokage.

Naruto adalah anak laki laki yang di dalam tubuhnya disegel siluman rubah. Anak ini memiliki cita-cita yang sederhana: menjadi Hokage, memimpin desa Konoha. Komik ini berkisah mengenai perjalanan bocah tersebut mencapai tujuannya dengan berbagai kesulitan. Bagi orang yang dilahirkan sinis hal ini biasa saja, namun sangatlah tidak sopan mentertawakan cita-cita orang. Bukankah kita juga masih menganggap Teori Newton sebagai sebuah kenyataan walaupun sesungguhnya kenyataan itu didasari oleh imajinasi sempurna Newton pada sebuah apel?!

Walau sepintas berkisah seperti itu, namun jika diperhatikan lebih pada beberapa bagian penting kita akan mendapati bahwa hampir semua permasalahan yang dialami oleh naruto berkisar pada Konoha. Bahkan monster rubah yang menurut sebagian orang adalah sebuah masalah pribadi Naruto sesungguhnya tidak ditanggung secara individual, melainkan oleh semua orang di Konoha.

Persaingan antara Sasuke dan Naruto pun bukanlah masalah pribadi mengingat sejarah kelam klan Uchiha. Motto “No Man Left Behind”-nya desa Konoha, menjadikan Sasuke sebagai masalah bersama. Hal ini diungkap Shikamaru bahwa Sasuke memang bukanlah teman dekatnya namun ia adalah seorang Shinobi Konoha dan Shikamaru akan menolongnya dengan mempertaruhkan nyawa karena itu adalah cara Konoha.
Di Konoha para ninja memiliki beberapa tingkatan, berawal dari tingkatan terendah adalah Genin, Chunin, dan Jounin. Tingkatan ini menjadi salah satu pola yang menyusun cerita. Sebuah dunia besar yang dibangun secara imajinatif yang memfokuskan pada cara pandang Konohagakure melalui seorang bocah bernama Naruto. Sebuah dunia dengan perang massive antar tiap individu dan segenap intrik kepentingan antar tiap manusia fiktifnya. Terlepas dari semua abnormalitas dan keajaiban berdasarkan perspektif yang dapat memicu perdebatan, sesungguhnya dunia imajinatif ini tidaklah jauh berbeda dengan dunia yang kita jalani dengan semua elemennya yang manusiawi.

Kali ini kita coba menarik sesuatu antara dunia imajinatif itu dengan lingkungan kita yang paling dekat saat ini. Anggaplah secara struktural KAMMIgakure adalah roda komunitas yang dipimpin oleh seorang Ketua Umum [Hokage]. Sedangkan Genin adalah tingkatan dasar seorang Shinobi Konoha memulai kariernya [AB1], Chunin tingkatan diatas Genin yang merupakan pelaksana structural [AB2]. Selanjutnya mari kita refeleksikan beberapa aspek keberadaan yang menurut saya juga sebaiknya dimiliki oleh KAMMIgakure.

Penghargaan terhadap sejarah
Masyarakat Konoha merupakan komunitas yang memiliki kultur sendiri serta sangat menghargai kearifan lokal. Sehingga dalam usaha mengekspresikan hal tersebut, Sang Pengarang, Masashi Kishimoto sepertinya merasa penting menunjukkan kearifan tersebut melalui beberapa chapter yang dikhususkan membahas tokoh tertentu dengan latar belakang budaya klannya masing masing yang nantinya memperkuat karakter dan jalinan cerita. Sebut saja Kakshi, Sasuke, Neji,dll

Melalui penelusuran latar belakang itu, sedikit demi sedikit kita dapat menyerap tanpa berlebihan kearifan lokal klan yang membangun kultur sebuah desa. Sehingga melalui kebanggaan akan semua sejarah yang melatarbelakangi Konoha itu akan terasa sangat wajar bila kita menemukan Naruto, Sang tokoh utama memiliki kecintaan yang besar pada Konohagakure, kekaguman yang besar pada semua Hokage, rasa hormat yang besar pada mereka yang berusaha melindungi Konoha dengan sekuat tenaga dan usaha untuk menjadi lebih kuat setiap harinya demi melindung semua hal yang dicintainya. Melalui sejarah, yang menjadi dasar kekuatan itulah yang secara signifikan disandarkan sebagai batu pijakan untuk menjadi pilar pendukung perkembangan Konoha.
Sama seperti Konoha, KAMMIgakure juga memiliki sejarah yang menjadi pilarnya.

KAMMI telah menjadi organisasi besar pelopor perubahan (momentum reformasi 98) yang kini sangat diperhitungkan diusianya yang ke-10 tahun dengan tetap fight untuk konsisten di garis perjuangannya sejak awal tanpa pernah berfikir untuk mau menggadaikan idealismenya sebagai seorang aktivis muslim sebab IJDK itu telah ter-internalisasi dalam dirinya, begitupun dengan pemahamannya. Namun berbeda dengan Konohagakure yang menyadari pentingnya sejarah, sebagai sebuah komunitas kita kadang terlupa hal tersebut sehingga justru menjadi pragmatis di depan keterdesakan dan ketidakberdayaan oleh keadaan. Mampukah KAMMI mempertahankan dirinya sebagai gerakan politik nilai yang senantiasa nyambung dengan rakyat dan kalangan mahasiswa atau justru terjebak dalam gerakan elitis dan tidak transparan yang justru berujung pada matinya gerakan mahasiswa dan meluasnya ke-bete’-an sosial? Konohagakure melandaskan perkembangan komunitasnya berdasarkan sejarah yang menjadi input analisa dan perencanaan persiapan bagi sekian banyak skenario pengembangan komunitas. Ketika zaman sedang bergerak Konohagakure telah siap.

Perkembangan generasi sebagai tujuan primer komunitas.

Dalam bahasa komunitas kita, generasi muda dapat dipersandingkan dengan bahasa: kader. Nah, di Konohagakure kader adalah mereka yang tumbuh dan besar di dalam lingkungan Konoha. Para kader inilah yang akan menjadi faktor penting bagi eksistensi Konohagakure kedepannya. Dalam Naruto vol.35, Asuma Sarutobi menganalogikan Shikamaru Nara sebagai ksatria dalam permainan catur yang fleksibel dalam bergerak dan bisa melindungi Raja dari berbagai sisi, sedangkan dirinya hanyalah sebagai pion yang dapat dikorbankan kapan saja. Selanjutnya Asuma mengakhiri permainan dengan bertanya pada Shikamaru, “siapakah di Konohagakure yang bisa dianalogikan sebagai raja pada permainan catur tersebut?”. Pada kelanjutannya, Shikamaru pun mengerti bahwa sesungguhnya raja yang dianalogikan pada permainan catur oleh Asuma di Konohagakure adalah kader atau generasi penerus Konohagakure.
Kesadaran ini pula yang juga ditekankan oleh Anis Matta, ”Dari Gerakan Ke Negara” dimana pada salah satu tulisannya mengenai jamaah, beliau menyebutkan bahwa salah satu pilar perkembangan jamaah atau komunitas adalah adanya kesadaran bahwa segala usaha komunitas senantiasa diperuntukkan bagi perkembangan generasi penerus komunitas.
Di KAMMI pun seperti itu. Ketersediaan berbagai media dan materi pengkaderan adalah modal awal untuk senantiasa memperkokoh gerakan dan membangun integritas terutama pada ujung tombaknya, yakni di level komisariat.

Untuk Saudara-Koe (Sang Mujahid)


Kepada seluruh pengunjung Blog ini


Mohon Doanya untuk kesembuhan saudara kita (Akh Dede) yang lagi terbaring di RS.Wahidin Sudirohusodo...Semoga Allah tetap melindungi dan menjaganya.

Sesungguhnya penyakit adalah bagian dari proses pencucian dosa-dosa kecil kita..Syafakallah Akhi. Dakwah ini menunggu Antum

Allah Mencintaimu

(Gaza Management)

Minggu, 16 November 2008

Makhluk Itu Bernama “WANITA”


(Kado Spesial Buat Ata-ku Tersayang yang Sebentar Lagi jadi Milik Orang. Lahirkanlah Mujahid-mujahidah yang siap Berjuang menegakkan Kalimat-Nya, Barakallahu Fik….)

“Woman was made from the rib of man, She was not created from his head to top him, Not from his feet to be stepped upon, She was made from his side to be close to him, From beneath his arm to be protected by him, Near his heart to be loved by him”
Dalam Talmud Hibrani, dimana ajaran2 para Rabbi tercakup didalamnya, ditulis :

Pastikan anda untuk tidak sekali2 membuat seorang wanita menangis, karena Tuhan menghitung butir2 airmatanya

Seorang wanita diciptakan dari rusuk sang Lelaki,
bukan dari kakinya untuk menginjaknya,
tidak dari kepalanya untuk menguasainya,
tetapi dari sisinya, agar keduanya menjadi setara ....

........dalam dekapan, untuk melindunginya,
........di sela relung hati, untuk mencintainya.

Wanita, Makhluk Allah yang Paling Istimewa
Wanita itu mutiara. Orang perlu menyelam jauh ke dasarnya untuk mendapatkan kecantikan sesungguhnya. Karenanya, melihat dengan tanpa membuka tabir hatinya niscaya hanya semu sesaat yang seringkali mampu mengelabui mata

Wanita itu separuh dari jiwa yang hilang. Maka orang harus mencarinya dengan seksama, memilihnya dengan teliti, melihat dengan hati-hati sebelum menjadikannya pasangan jiwa. Karena jika salah, ia tidak akan menjadi sepasang jiwa yang bisa menghasilkan bunga-bunga cinta, melainkan noktah merah menyemai pertikaian

Wanita itu ibarat bunga, yang jika kasar dalam memperlakukannya akan merusak keindahannya, menodai kesempurnaannya sehingga menjadikannya layu tak berseri. Ia ibarat selembar sutra yang mudah robek oleh terpaan badai, terombang-ambing oleh hempasan angin dan basah kuyup meski oleh setitik air. Oleh karenanya, jangan biarkan hatinya robek terluka karena ucapan yang menyakitkan karena hatinya begitu lembut, jangan pula membiarkannya sendirian menantang hidup karena sesungguhnya ia hadir dari kesendirian dengan menawarkan setangkup ketenangan dan ketentraman

Dilihat dari hitungan banyaknya, jumlah wanita mencapai separuh dari jumlah masyarakat dunia. Namun, dilihat dari pengaruhnya terhadap suami, anak-anak, dan lingkungan jumlah tersebut lebih dari separuh jumlah masyarakat dunia. Makanya tidak heran apabila Seorang pujangga berkata:

Seorang ibu ibarat sekolah ...
apabila kamu siapkan dengan baik...
berarti kamu menyiapkan satu bangsa yang harum namanya

Begitu juga, orang-orang bijak banyak yang mengaitkan keberhasilan para tokoh dan pemimpin dengan peran dan bantuan kaum wanita lewat ungkapan: "Di balik keberhasilan setiap pembesar ada wanita!"

Islam dan Wanita
Empat belas abad yang lalu, Islam telah meletakkan hukum yang jelas dan sahih. Wanita diletakkan sebagai kaum yang mulia dan dihormati. Setinggi apapun kemuliaan seorang lelaki, pasti ada kemuliaan yang serupa untuk kaum wanita

Wanita diciptakan dari tulang rusuk yang pada hakikatnya merupakan perlambang sifat keras hati yang dimiliki sebagai sifat dasar seorang wanita. Karena wanita dijadikan sebagai kaum yang lemah dari aspek fisik, mereka hanya mampu menggunakan kekuatan spiritual ini untuk mengimbangi kekuatan lahiriah kaum hawa. Anugerah dasar ini melengkapi apa yang tidak mereka miliki.

Tulang rusuk yang awalnya bengkok merupakan gambaran sifat fisik dan mental yang cukup istimewa meskipun pada dasarnya, ia merupakan sifat dasar yang tidak seimbang. Meluruskannya menjadi tanggung jawab yang cukup berat untuk dipikul kaum lelaki. Lantaran keupayaan kaum lelaki sebagai khalifah di bumi Allah, maka kaum lelaki juga diberikan tanggungjawab sebagai pembimbing kepada kaum hawa ini.

Wanita dilihat dari kaca mata Islam adalah sosok sempurnanya penciptaan manusia. Dia dicipta untuk melahirkan, menyabung nyawa demi memelihara anak. Islam menobatkan kaum wanita pada kedudukan yang tinggi tanpa sedikitpun penghinaan, meletakkannya sebagai bidadari syurga atas segala keistimewaan miliknya selama ia pelihara.
Oleh karena itu, bagi kaum wanita, bersyukurlah karena anda dilahirkan sebagai kaum yang cukup istimewa. Mampu menghadapi saratnya tanggungjawab meskipun dikategorikan sebagai kaum yang lemah. Anda memiliki "kekuatan" yang tak tertandingi oleh kaum lelaki yang seharusnya anda hormati. Namun kelebihan ini bukanlah alasan untuk bertepuk dada.

Setinggi apapun derajat kaum hawa diangkat, sehebat apapun seorang wanita sebagai seorang individu, dan sebesar apapun kesuksesan yang diraihnya, tetap memerlukan lelaki sebagai pelindungnya. Dan Maha Besar, Maha Suci Allah yang menciptakan lelaki dan wanita, perpaduan kekuatan dan kelemahan yang saling memerlukan, saling melengkapi dalam kehidupan.

Selasa, 11 November 2008

Syeh Puji, Amrozi cs, Pemilu 2009


Syeh Pujiono adalah seorang milyaner yang akhir-akhir ini menjadi buah bibir masyarakat. Betapa tidak, pria paru baya berumur 43 tahun ini mengegerkan masyarakat Indonesia dengan menikahi seorang anak berumur 12 tahun. Dengan alasan untuk menjaga harta yang dimilikinya ditambah dengan embel-embel sunnah Nabi Muhammad SAW yang menikahi Aisyah diumur 7 Tahun. Spontan saja, seluruh penduduk negeri ini gempar. Apakah memang Nabi mengajarkan kepada kita untuk menikahi anak dibawah umur? Atau memang kita termasuk pegikut Robert Mouri yang menuding Nabi Muhammad memiliki kelaian seks? Apakah benar dalam Islam dibolehkan menikahi wanita yang belum matang secara biologis?

Tanggal 9 November 2008 mungkin adalah hari bersejarah bagi rakyat Indonesia. Semua konsentrasi media baik cetak maupun elektronik tertuju pada sebuah perkampungan para napi kelas berat (baca: LP. Nusakambangan) di daerah Cilacap Jawa Tengah. Gerbong teroris yang dituding menjadi otak dalam kasus Bom di gianyar Bali enam tahun silam akhirnya ditembus dengan peluru tajam tim brimob POLDA Jawa Tengah. Harian Tribun Timur (edisi 9 November 2008) memberitakan Pekikan Takbir ‘Allahu Akbar’ tak henti-hentinya keluar dari lisan Amrozi, Imam Samudra dan Ali Gufron sebelum dieksekusi. Ketiga terpidana ini juga disebut-sebut adalah bagian dari gembong teroris besar dunia “Jama’ah Islamiyah”. Sebuah epik yang sangat menarik untuk diteliti dan dikaji. Benarkah mereka adalah seorang ‘Syuhada’ yang kembali kepada Allah dengan penuh Kemuliaan? Benarkah Islam adalah Agama yang penuh dengan kekerasan?

Aura Pemilu 2009 mulai terasa akhir-akhir ini. Baliho, Spanduk, Pamflet, Stiker maupun iklan TV tentang para kandidat yang akan bertarung memperebutkan kursi legislative dan eksekutif sudah menjadi sarapan pagi bagi rakyat Indonesia. Dimana-mana kita bisa menemukan ‘senyum kotak-kotak’ (meminjam istilah Sultan Sulaiman) menghiasi sudut-sudut kota. Namun apakah hubungan antara Pemilu, Syeh Puji dan Amrozi? Sepintas memang ketiga subjek ini tidak memiliki hubungan. Bagaimana mungkin Syeh Pujiono yang telah sukses membangun kerajaan bisnisnya tergoda dengan rayuan empuknya kursi legislative atau eksekutif. Atau Amrozi cs yang ingin mengankat popularitas mereka sehingga menjadi incaran partai-partai kecil yang kekurangan tokoh.

Tapi pernah kah kita menganalisa mengapa kasus Syeh Puji dan Amrozi kejadiannya beruntun. Seakan-akan ada sebuah scenario yang telah tersusun rapi. Bukan hanya kasus Syeh puji dan Amrozi, sebelumnya ada kasus Poligami seoarang ulama tersohor dinegeri ini yang menjadi polemik dimasyarakat. Tapi benarkah Syeh Puji, Amrozi dan Ulama yang berpoligami itu mempunyai hubungan dengan pemilu 2009? Setidaknya kita bisa melihat upaya desimbolisasi Islam yang coba dimainkan oleh aktor-aktor politik yang berkepentingan di Pemilu 2009. Kita seakan-akan digiring untuk mengakui simbol-simbol Islam identik dengan kekerasaan dan jauh dari nilai-nilai kemanusiaan sehingga asas tunggal Pancasila memang layak menjadi ideologi bagi semua orang termasuk partai politik. Partai yang mengusung Pancasila disebut partai nasionalis dan partai yang berasaskan Islam dilabeli partai fundamentalis.

Kemudian muncul statement mempolarisasi adanya kekuatan politik yang nasionalis dan yang lain tidak nasionalis. Seakan-akan Partai yang berasaskan Pancasila adalah partai yang mampu mewadahi kemajemukan bangsa ini. Sedangkan Partai beridiologi Agamis hanya mampu mewadahi satu golongan saja karena konflik internal yang terjadi didalamnya masih perlu ditangani secara intens. Kasus Syeh Puji, Amrozi Cs dan Ulama berpoligami yang dibesar-besarkan oleh media tadi dijadikan alat politik paling ampuh untuk menyerang partai-partai Islam-fundamentalis. Demi kepentingan politik praktis niali-nilai Islam yang suci dan mulia dikambing hitamkan oleh ‘poli-tikus’ yang terancam dengan kesolidan dan kekuatan partai Islam.

Walaupun masih terlalu dini untuk kita menuding siapakah actor intelektual yang menyusun scenario ini, yang pastinya kita bisa memprediksi akan terjadi lagi kasus-kasus desimbolisasi Islam menjelang Pemilu 2009 nanti. Bukankah pada tahun 2004 silam kasus Ahmadiyah yang dijadikan alat pemecah suara ummat Islam di Pemilu pada waktu itu. Kita tunggu saja, kejadian apalagi yang muncul menjelang Pemilu 2009. Ingat kitab politik Machievelli masih menjadi referensi utama dalam Political Behavior para petinggi negeri ini. Wallahu’Alam

Selamat Buat Rijal dan Fikri


Akhirnya KPU resmi Menetapkan Pasangan Rijal dan Fikri sebagai Ketua dan Wakil Ketua Senat Mahasiswa FISIP Unhas Periode 2008/2009. Pasangan ini mengungguli Pasangan Zulham-Sakti dengan selisih 40 suara. perbedaan yang cukup tipis dengan tingkat partisipasi politik mahasiswa Fisip lebih dari 75 % (Hasil survey FIRE-C)adalah sebuah bukti bahwa selama ini warga fisip merindukan lahirnya lembaga mahasiswa ditingkat fakultas.. Sebagai nahkoda baru lembaga kemahasiswaan ditingkat Fakultas tentunya banyak harapan dan impian warga kema FISIP yang harus dipenuhi. setidaknya ada dua hal menurut kami yang harus segera direspon oleh Rizal-Fikri.

Pertama, duduk bersama semua elemen lembaga diFisip (HMJ dan Lembaga Internal Fakultas) membicarakan grand design KEMA FISIP UNHAS Kedepan. Grand design ini adalah tuntutan dalam melakukan Change Management dilembaga ini. Hal ini dikarenakan pada saat DEbat Kandidiat, baik Rizal-Fikri maupun Zulham-Sakti belum mempunyai gamabaran grand design tentang lembaga ini. hal ini penting dilakukan mengingat lahirnya lembaga ini adalah tuntutan dari HMJ dan Lembaga-lembaga Internal yang ada, sehingganya semua kepentingan dan kebutuhannya harus diakomodir.

Kedua, Melakukan sosialisasi eksternal. hal ini penting karena bertahun-tahun lamanya lembaga ini mengalami kevakuman. Kehadiran lembaga ini harus mendapat respon baik ditingkat Universitas, sehingga pola komunikasi dan interaksi antar lembaga ditingkatan universitas bisa berjalan sinergis. bukankah selama ini kita percaya bahwa sentra gerakan mahasiswa Unhas adalah FISIP?

Selamat buat Rizal-Fikri. Mari berjuang bersama...

Aku dan Kematianku


Aku tak melihatku di cermin
Disana ada ruang sekitarku
Tapi aku tak tampak
Dimana aku Yaa Rabbi....
Dimana?
Tetapkan aku di jalanMu Rabbi
Teguhkan
Sungguh itu cukup bagiku
Kebahagiaan terbesarku
Saat menatap wajahMu
Saat menatap wajahMu
Saat menatap wajahMu
Aku tahu.. kematian adalah takdir-Nya…
Aku tahu.. kematian adalah sebuah kepastian…
Aku tahu.. kematian bisa datang kapan saja…
Aku tahu.. bekal untuk kematian harus dipersiapkan di dunia ini..SEKARANG…
Aku tahu.. aku harus siap..harus siap..harus siap..dan HARUS SIAP…
.bila Sakaratul Maut.. akan mengajaku pergi..kapanpun..dimanapun…
Tapi..Andaikan Sakaratul Maut itu memang datang besok pagi..ketika aku baru saja bangun tidur…
Apakah aku memang benar-benar telah Siap ?….
Apakah bekalku untuk hidup disana sudah cukup ?…
Karena JUJUR..aku disana ingin tinggal di dalam SURGA..yang katanya sangat INDAH..
Karena JUJUR.. aku tidak mau mampir ke dalam NERAKA..walaupun hanya sedetik..karena katanya..siksa neraka teramat PEDIH..

Kata PAK USTAD…KATA PAK HAJI…
Juga dari Buku-buku yang aku sering ku baca….
Bekal untuk di akhirat..adalah AMAL SHOLEH, IBADAH, KEBAIKAN, BERBAKTI PADA ORANG TUA, MENINGGALKAN KEMAKSIYATAN DAN DOSA, BERDAKWAH, BERJIHAD….dan lain-lain…

Tapi..masalahnya..JUJUR aku merasa bekalku kini belumlah cukup untuk PANTAS tinggal di dalam SURGA..
Tapi masalhnya..JUJUR aku merasa..lebih banyak dosa dan maksiyat yang kini aku lakukan..
Yang lebih pantas membawaku ke dalam NERAKA..daripada mendapat KARUNIA…SURGA….

ANDAIKAN BESOK PAGI ADALAH HARI KEMATIANKU….
Jujur….rasanya aku BELUM SIAP……
Ah………
Ya Rabb..berilah hamba kesempatan..untuk menjadi KEKASIH-MU..
Ya Rabb..berilah hamba KARUNIA-MU..hidup hamba berakhir dengan KHUSNUL KHOTIMAH..

Minggu, 09 November 2008

GAZA Bakar Semangat Peserta Muktamar KAMMI


Hingar Bingar Aula Makarti LAN Antang saat tim Nasyid GAZA membakar semangat peserta Muktamar KAMMI dengan nasyid Tekad. Riak Gemuruh takbir menggema. Semua peserta berdiri seraya mengepalkan tinju ke udara. Bahkan, beberapa diantara mereka loncat-loncat sambil bernasyid bersama. Pencahayaan lighting Kelap kelip menambah Gelora Tekad yang tertanam di jiwa-jiwa kader KAMMI.

Gaza tanpil memukau dihadapan ratusan kader KAMMI dan elemen pergerakan lain. Acara yang bertajuk Gegar Budaya ini dihadiri oleh tokoh nasional Prabowo Subianto. Acara ini merupakan rangkaian muktamar KAMMI VI. Pada kata-kata pembuka, salah satu dari tim nasyid ini berseru lantang dengan nada menggugah. Ia mengatkan bahwa Kader-kader kammi adalah harapan masa depan.

”Kader-kader KAMMI adalah harapan masa depan. Generasi yang selama ini dinantikan oleh bangsa Indonesia. Generasi harapan yang akan membangunkan bangsa ini dari tidur panjangnya”Seruan ini disambut dengan pekikan takbir yang menghentakkan jiwa. Menambah semangat perjuangan kader-kader kammi.Lagu Semanagat yang di lontarkan melalui alunan nasyid ini merupakan lagu perjuangan bagi kader KAMMI. Nasyid ini mulai populer diklangan kader sejak awal berdirinya KAMMI.

Nasyid ini kembali mengingatkan para kader KAMMI pada awal-awal perjuangan reformasi. Perjuangan yang menorehkan sejarah di mata dunia. Peristiwa yang melibatkan pemuda dan mahasiswa. Perjuangan dengan mempertaruhkan segaenap jiwa dan raga.

Harapan kader-kader kammi kedepan, bahwa semua elemen terutama keder KAMMI harus mengawal agenda reformasi. Ini sesuai dengan slogan KAMMI selama ini ”Bergerak Tuntaskan Perubahan”

”Kader KAMMI harus menjadi lokomotif negeri ini. Kader-kadernya harus tetap konsisten dengan moto perjuangannya” Ujar Ade salah satu kader KAMMI.

Menguji Integritas Muslim Negarawan dalam Konteks Budaya Politik Lokal


Muslim Negarawan. Itulah Topik yang hari ini paling menarik perhatian dan lagi hangat diperbincangkan oleh KAMMI. Pada Muktamar ke-6 KAMMI yang bertemakan Muslim Negarawan, Spirit Kebangkitan Bangsa mencoba mendeskripsikan kembali konsepsi Muslim Negarawan. Tidak tanggung-tanggung, beberapa tokoh-tokoh besar Negara ini dihadirkan. Sebut saja Prabowo Subiyanto, Jimli Ashiddiqie, Anis Matta, dan Ekonom asal Bandung Rizal Ramli. Menurut Aryanto (Koordinator SC Muktamar 6 KAMMI) KAMMI sengaja mengundang mereka untuk mendiskusikan dan menawarkan konsep Muslim Negarawan. “Namun kedatangan mereka jangan dinilai sebagai dukungan politik KAMMI di Pemilu 2009 nanti” Ujar Ketua Dept.Kebijan Publik KAMMI Pusat ini pada saat konfrensi pers beberapa hari yang lalu.

Hadirnya muslim negarawan dalam kamus politik Indonesia sebanarnya bukan barang baru lagi. Di awal-awal terbentuknya Negara ini, banyak actor muslim negarawan yang telah membuktikan bahwa menggabungkan kekuatan ideology islam dengan intellectual value setidaknya bisa memberi sumbangsih terhadap permasalahan bangsa. Sebut saja tokoh cendekiawan muslim Haji Abdul Malik Karim Amrullah atau yang kita kenal dengan sebutan Buya HAMKA. Hamka adalah seorang otodidiak dalam berbagai bidang ilmu pengetahuan seperti filsafat, sastra, sejarah, sosiologi dan politik, baik Islam maupun Barat. Kegiatan politik Hamka bermula pada tahun 1925 ketika beliau menjadi anggota partai politik Sarekat Islam. Pada tahun 1945, beliau membantu menentang usaha kembalinya penjajah Belanda ke Indonesia melalui pidato dan menyertai kegiatan gerilya di dalam hutan di Medan. Pada tahun 1947, Hamka diangkat menjadi ketua Barisan Pertahanan Nasional, Indonesia.

Selain Hamka kita juga mengenal Muhammad Natsir yang juga cendekiawan muslim yang terbentuk oleh asimilasi ideology islam yang telah mengakar. Ketajaman berfikir dan kecerdasan intelektual menyebabkan beliau menjadi salah satu pemimpin masyumi pada waktu itu. Karakter muslim negarawan yang tergambarkan dari dua sosok pejuang islam Indonesia diatas setidaknya dapat kita jadikan referensi untuk kembali melihat seberapa besar integritas muslim negarawan dalam budaya politik Indonesia.

Sangat menarik memang ketika kita menerjemahkan konsep Muslim Negarawan dalam realitas kehdupan politik bangsa ini. Pasalnya ditengah pergulatan politik nasional yang cenderung sekuler muncul ide dan gagasan yang selama ini dilupakan. Definisi Ide ‘Muslim Negarawan’ adalah gambaran seorang Muslim yang taat dan memiliki pengetahuan ke-Islamaan yang mendalam, memiliki kredibiltas moral yang tinggi, wawasan ke-Indonesiaan yang utuh, kepakaran dan prfesionalisme tentang bidang yang digelutinya, memiliki jiwa leadership , mempu berdiplomasi dan mempunyai jaringan yang luas. Namun yang menjadi pertanyaan besar apakah sosok muslim negarawan ini mempunyai power yang kuat sehingga tidak terkontaminasi dengan praktek-praktek budaya politik local yang ‘nakal’?

Walaupun gaya politik praktis yang hari ini hadir memaksa para aktor-aktornya sering menggunakan gaya politik ala Machiavelli. Konsep Muslim Negarawan setidaknya memberikan daya imun yang tinggi untuk tetap menjaga konsistensi dalam mengawal idealisme gerakan KAMMI. Selain itu daya imun yang bersumber dari kokohnya ideology seorang Muslim Negarawan setidaknya mampu memberi warna lain dalam konteks budaya politik local yang selama ini tercemari. Kekuatan ideology seorang muslim negarawan adalah modal utama yang dimilikanya dalam mengarungi terjal dan kejamnya panggung politik nasional. Ideology yang kuat dan mengakar ini terbentuk dari kesadaran kritis, pemahaman yang syumul (paripurna) tentang yang diyakininya, dan pembinaan karakter yang kontinyu.

Selain kekuatan ideology yang telah mengakar, kader-kader muslim negarawan juga memiliki wawasan ke-Indonesian yang luas. Sehingga ketika muncul ancaman-ancaman yang berdampak buruk bagi Negara baik itu yang berasal dari internal maupun eksternal kebijakan nasional yang dilahirkan lebih spesifik dan kontekstual. Wawasan kebangsaan yang kami maksudkan bukan hanya sekedar pengetahuan geografis tetapi memahami peluang dan tantangan kondisi ekonomi, politik, social, budaya dan ketahanan militer bangsa ini. Dalam bukunya yang berjudul KAMMI menuju Muslim Negarawan Meretas Kebangkitan Indonesia, Taufik Amrullah (hal: ) menulis wawasan yang dimaksud adalah kepakaran

Sebagai simpulan sosok muslim negarawan adalah salah satu alternative solusi penyelesaian masalah bangsa yang begitu kompleks. Karena, selain kapasitas intelektual dalam mengelola Negara yang bermodalkan wawasan kebangsaan yang luas, bekal ideology yang telah menyatu dalam visinya akan menjadi inner power. Kekuatan inilah yang memberikan daya imun terhadap gejolak politik praktis yang menggiurkan.Bravo Muslim Negarawan KAMMI ..
 

kunjungi juga

Dunia Blogger Indonesian Muslim Blogger
Atas nama TuhanKu Copyright © 2009 Blogger Template Designed by Bie Blogger Template