Selasa, 23 Februari 2010

Pengen lanjut sekolah (curhat seorang ikhwan)


Seorang ikhwan yang baru saja menyelesaikan studi S1 nya menghubungi sang Murobby. (guru ngaji) Apalagi kalau bukan untuk meminta sang ustad mencarikan jodoh terbaik baginya. Tentu saja sang akhi ini tidak sekedar ingin menikah, tapi juga siap menikah. Lho, apa bedanya ?. Ingin menikah bagi seorang akhi cenderung bersifat objektif. Artinya ia menginginkan atau menuntut seorang akhwat -yang akan menjadi istrinya nanti- untuk tampil dengan performance dan sifat yang terbaik, menurutnya.

Bisa jadi ia ingin seorang akhwat yang harus cantik, tinggi, pintar masak, cerdas, penyabar dan lain sebagainya. Atau bisa jadi ia menginginkan yang lebih spesifik misalnya seorang dokter, dosen, hafidzah, atau mungkin yang berasal dari suku tertentu. Lebih parah lagi jika 'ingin menikah' di sini berarti : ingin menikahi ukhti A, B atau C. Yang jenis ini bukan berarti tidak boleh. Hanya saja, kurang elegan. Lalu bagaimana dengan siap menikah ?. Siap menikah bagi seorang akhi berarti kesiapan dari sisi subjektif dirinya.

Artinya, ia akan mengukur kemampuan dirinya untuk memimpin rumahtangga, tanpa banyak terpengaruh faktor siapa yang akan mendampinginya. Dengan bahasa lain, dia punya kesimpulan : " yang penting ana harus siap dan baik dulu, siapapun istri ana dan bagaimanapun dia, toh ana juga yang harus membimbingnya ". Yang jenis ini lebih elegan. Artinya siap mental dalam menikah. Nah kembali ke cerita sang akhi yang selain ingin, juga siap untuk menikah. Sang murobby yang dikonfirmasi pun menyambut permintaan ini dengan semangat.Betapa tidak ? bukankah menjodohkan adalah sebuah amalan mulia. Apalagi yang dijodohkan adalah ikhwan dan akhwat yang masing-masing mempunyai misi dan visi untuk dakwah?

Maka dimulailah proyek perjodohan yang indah dan terjaga oleh sang Murobby. Dari mulai tukar biodata sampai ta'aruf belum terlihat ada masalah. Namun ketika sang murobby mengkonfirmasi kesediaan sang akhwat, ternyata sang
akhwat menolak. Entah sang akhwat punya alasan apa, yang jelas ia hanya bisa beralasan pada sang murrobby :" Afwan ustad, saya masih mau melanjutkan sekolah dulu.." Terpukul hati sang akhi mendengar jawaban sang akhwat. Pikirnya dalam hati,
mengapa kalau masih mau sekolah ia bersedia memberikan biodatanya dan bahkan
sampai proses taaruf ? Sang murrobby pun merasakan hal yang sama. Ada apa gerangan di balik penolakan ini ?.

Sang Akhi beritikad baik untuk tetap menikah. Sang murrobby pun kembali dengan senang hati membantu sang akhi. Dilalui proses dari awal sebagaimana yang pertama tadi. Namun sayang seribu sayang. Kasus penolakan yang pertama kembali terulang. Masih dengan alasan yang sama : sang akhwat masih mau melanjutkan sekolah. Pusing kembali melanda sang akhi kita ini. Dicobanya sekian kali untuk berinstropeksi: Adakah yang salah dalam biodatanya ? Atau ada kesalahan kah saat taaruf kemarin ? Ah , rasa-rasanya semuanya begitu lancar, tak ada masalah. Atau masalah penampilan fisik ?. Ah, benarkah itu masih menjadi kriteria yang prinsip di jaman ini ? . Sang akhi bingung, ia benar-benar belum menemukan jawaban yang tepat atas kasus penolakan dirinya.

Sang murroby tampaknya ikut merasa bertanggung jawab dengan penolakan tersebut. Mungkin karena merasa kasihan dengan dua kali penolakan tersebut, sang murrobby pun berinisiatif untuk ambil langkah yang lain. Kebetulan ia mempunyai adik perempuan yang juga seorang akhwat. Maka setelah mengadakan briefing yang intensif terhadap sang adik, dimulailah proses perjodohan keduanya. Biodata adik sang murroby pun berpindah ke tangan sang akhi ini. Dengan seksama di baca semua point di dalamnya. Tidak lupa dua lembar foto ukuran post card juga diperhatikan agak lama. Sang Murobby yang juga kakak sang akhwat terburu-buru untuk menanyakan kesediaan sang akhi untuk meneruskan proses. " Gimana akhi, antum bersedia melanjutkan proses ini kan ? " Sang akhi bingung bukan kepalang. Ada perasaan kurang sreg dalam dadanya.

Lebih-lebih saat melihat dua lembar foto sang akhwat. Diulang-ulang kembali, sama saja. Ada rasa kurang berkenan yang muncul terus menerus dan mengganggu. " Gimana Akhi, sudah siap untuk meneruskan prosesnya ? "Pertanyaan sang murobby menambah kegalauannya. Keringat dingin mulai menetes dari dahinya. Ia menunduk agak lama. Sang akhi merenung sejenak, berinstropeksi. Sejurus kemudian ia mulai mengangkat kepala. Tersenyum. Baru sekarang ia tahu alasan mengapa dua akhwat yang terdahulu menolak dirinya: kriteria fisik !! Kriteria fisik , kedengarannya memang lucu. Tapi ternyata ia selalu menjadi begitu kontemporer. Selalu saja ada di mana saja dan kapan saja. " Gimana akhi, bisa di jawab sekarang ?? " Dengan sedikit berdehem, sang akhi menjawab, " Afwan Ustad, setelah saya pikir-pikir, nampaknya saya " masih mau
melanjutkan sekolah " saja ustad ... " Lemes tubuh sang murrobby.

Namun ia pun tak bisa berbuat apa-apa. Dalam hati ia berkata : Dasar aktifis jaman kini, masih teguh mempertahankan kriteria fisik !!!. Andakah salah satunya ?

4 komentar:

Sembilanperempuan on 28 Februari 2010 pukul 06.48 mengatakan...

Fisik?

Tak selamanya benar.
Tapi ada benarnya juga.

Menurut penelitian bahwa penilaian fisik untuk memilih pasangan jatuh pada pihak laki-laki.
Laki-laki memposisikannya di nomor 2.
Sedangkan perempuan pada no 4.

Lebih lengkapnya baca buku "Ta'aruf Forever"

Kunjungi blog Ana juga ya....
kupukupubiru.uni.cc or sembilanperempuan.blogspot.com

Syukran b4

Perempuan Semesta on 28 Februari 2010 pukul 23.38 mengatakan...

waduh! pembicaraan orang dewasa nih.... hehe...

btw, menyedihkan juga.. kalau menurutku, ikhwan ini tidak berpendirian. seharusnya, dia lebih banyak lagi belajar tentang Islam.. saya sok ngajarin yaa... Pizz!!

Zahra on 24 April 2011 pukul 01.38 mengatakan...

he..tulisan yang menarik, menggeilitik, dan mencerminkan real keadaan ikhwan dan akhwat itu....g ikhwan maupun akhwat, ternyata yah....khirteria fisik kembali menjadi alasan

Ros Rose'diana on 28 Juni 2011 pukul 06.51 mengatakan...

wajarlah. fitrah manusia.. z mgkn bisa berfikirian klo ad ketidakjujuran dr seseorang saat mengatakan klo dia tdk mementingkan fisik saat memilih pasangan..

 

kunjungi juga

Dunia Blogger Indonesian Muslim Blogger
Atas nama TuhanKu Copyright © 2009 Blogger Template Designed by Bie Blogger Template